BELAJAR
MENGENAL TULISAN – TULISAN
DALAM
ALKITAB PERJANJIAN BARU
Kitab Pertama
Seri 1
INJIL MATIUS
By
Arie A. R. Ihalauw
Sesuai canon Kitab-Kitab Perjanjian Baru, Injil ini ditempatkan sebagai
kitab pertama dalam Alkitab Perjanjian Baru (selanjutnya APL). Sejak masa kerja
Bapa Gereja : Ireneus (th. 180 M), Injil Matius telah dikenal selain ke – 4 Injil
lainnya sebagai sebuah tulisan. Hal inipun dikuatkan oleh teori perkembangan unsur-unsur
keagamaan Israel dalam kitab-kitab Kristen. Bapa Gereja yang lain, seperti :
Ignatius, II Clemen dalam karya merekapun mengakui akan hal itu.
Papiaslah Bapa Gereja yang menuliskan, bahwa “Matius mengkompilasi
banyak ‘orakel’ dalam dialek bahasa Ibrani dan merupakan sebuah terjemahan
(tafsiran) yang cukup bagus (Eusebius, H.E. 3, 39, 17). Hal ini membuktikan,
bahwa pada masa kerja Papias, Injil Matius sudah menjadi salah satu tradisi
Kristen di antara banyak yang lainnya. So pasti, kita kurang mengetahui, apakah
yang dimaksudkan ‘orakel-orakel’ dalam nubuatan nabil-nabi Perjanjian Lama yang
berhubungan dengan Yesus, orang Nazaret. Akan tetapi kita akan mengerti apa
yang dimaksudkan Yesus sendiri seperti yang ditulis oleh Matius.
KOSA KATA DAN GAYA PENULISAN MATIUS
Kata paling terkenal dalam Injil ini adalah sebutan kepada Allah selaku “Bapa”,
sebanyak 45 kali (bd. Markus 5 kali, dan lukan 17 kali). Frasa seperti : “Bapa
kami”, “Bapamu”, “Bapa
kami yang di sorga” dan “Bapa Sorgawi” banyak ditemukan dalam tulisan
Matius. Ada juga “Kerajaan
Sorga”, “memenuhi” (yang menunjuk pada nubuat), “kebenaran”, “munafik,” “tangisan dan kertakan
gigi”.
Kadang
– kadang Matius memakan pengulangan formula,
seperti : “sejak waktu itu” (4:17; 16:21), ‘jangan kamu menyangka’ (5:17, 10:34), ‘anal-anak kerajaan’ (8:12, 13:38), ‘yang gelap’ (8:12, 22:13, 25:30), ‘domba yang hilang dari
antara Israel’ (10:6, 15:24). Secara
khusus kita mencatat formula lain juga : ‘Siapa bertelinga, hendaklah ia
mendengar’ (11:15,13:9,43) dan
juga dalam formula penyembuhan (4:23-4, 8:16, 9:35, 14:35). Matius juga
menggunakan kalimat : “Ketika Yesus menyelesaikan tugasNya,’ frasa ini ditemukan sebanyak 5 kali, (7.28, 11:1, 13:53, 19:1, 26:1), kemungkinan sebagai
sebuah refleksi atas kelima Kitab Musa.
SILSILAH YESUS.
Matius menyusus materi Injilnya sangat sistematis. Injil ini dimulai dengan ‘silsilah Yesus’. Empat generasi dari Abraham => Daud; empatbelas dari Daud => ke generasi pembuangan Di Babilonia; empatbelas generasi dari pembuangan Babilonia => Yesus Kristus (1:1-17). Ucapan-ucapan Yesus sering disusun secara berkelompok : 3, 7 dan 7.
Apakah tujuan Matius menyusun ‘silsilah Yesus’,
dan apakah alasan Gereja menetapkan Injil Matius
sebagai Kitab Pembuka Perjanjian Baru ?
Agaknya Jemaat
di mana Matius menjadi salah seorang pemimpinnya sedang bermasalah. Hal itu
ditimbulkan karena gugatan orang Israel beragama Yahudi, juga orang
Kristen-Israeli yang mempertanyakan asal usul Yesus, orang Nazaret, yang
disebut Kristus.
1.
Penulisan ‘silsilah’
bermaksud meyakinkan warga jemaat, bahwa Yesus, sunggug-sungguh, keturunan
Abraham. Dialah yang dinubuatkan oleh nabi-nabi Perjanjian Lama.
2.
Gereja menetapkan karangan
Matius dengan tujuan, agar terlihat kesinambungan nubuat APL ke dalam APB.
KESEJAJARAN MATIUS DAN MARKUS.
Kita akan sangat sering menemukan kesejajaran narasi anatar Injil Matius
dan Injil Markus. Mengapa hal seperti itu terjadi ? Para pakar APB mengatakan,
bahwa Penulis Matius mennyalin kembali narasi yang juga ditulis oleh Markus (teori
Ur-Markan). Akan tetapi ada juga ahli yang berkeberatan. Menurut kelompok ini,
narasi yang dituliskan Matius dan markus, bisa saja sama, dikarenakan sumber
utamanya satu, yakni : tradisi lisan yang diceritakan berulang-ulang oleh
masyarakat Israel pada saat Yesus telah dimuliakan ke Sorga. Sumber umun ini,
dalam Ilmu Pembimbing APB disebut Layman Sources (Cerita Rakyat). Jadi tidak
selamanya kesejajaran narasi, dikarenakan Matius mengutip tulisan Markus. Hal
itu terbukti, kadang-kadang ceritanya sejajar, tetapi penulis Matius meredaksikan ulang menurut
gayanya sendiri (kita akan menganalisa contoh-contonya setelah tulisan
berikut ini).
PENULIS INJIL MATIUS
Di kalangan kekristenan muncul 2 (dua) pandangan tentang jatidiri si
penulis Injil Matius.
1. Pendapat Gereja.
Pendapat resmi yang dipegang oleh Gereja (dan
umumnya kaum fundamentalis) sampai hari ini, penulis Injil Matius adalah ‘murid Tuhan Yesus’.
2. Pandangan Pakar APL.
Berbeda dari pandangan Gereja, beberapa pakar
APB membertanyakan jatidiri si penulis, dikarenakan kurangnya sumber dalam Kitab Injil tersebut yang menyebutkan,
Matius -- murid Yesus -- adalah penulisnya. Sanggahan ini berlatar-belakangkan
pemahaman, bahwa Gereja menetapkan Matius -- murid Yesus --, agar warga
mengakui serta mengsahkan keterhubungan si penulis pada nama Matius sebagai
saksi yang menyaksikan pelayanan Yesus. Dengan demikian, tulisan ini dapat
dikanonkan dan diimani selaku tulisan suci.
Para pakar APB itu mengakui, bahwa si penulis
adalah seorang Kristen-israeli yang tidak diketahui namanya. Mereka membangun
pandangannya berdasarkan bukti, bahwa penulis adalah :
a). Seorang israeli yang terdidik dan menguasai tradisi keagamaan
Israel, karena di dalam tulisannya banyak ditemukan kutipan APL yang
menubuatkan tentang penggenapan janji Allah tentang Mesiah, lebih dari pada
kedua Injil Sinoptis lainnya (Markus & Lukas).
b). Cara/model/gaya
penulisan Injilnya sebagai sebuah refleksi dari pengenalan yang kuat terhadap
APL, khususnya Kitab-Kitab Taurat (Pentateukh = ke – 5 Kitab Musa).
c). Penulis
mengetahui akan peta geograpis Israel secara akurat. Penyajian
peristiwa-peristiwa di sekitar Yesus amat jitu terkait kota dan desa yang
dikunjungiNya.
d). Struktur
bahasa Ibrani yang digunakan penulispun bagus. Tidak seperti yang ditemukan
dalam Injil Markus.
Bersambung ke Bahagian Kedua
TEOLOGI dalam KITAB INJIL MATIUS
Medan, Jumat – 25 Januari 2013
SALAM DAN DOAKU
Penulis
Tks banyak dan Tuhan Yesus memberkati.
BalasHapusapakah ada tulisan khusus anda tentang teori-teori Narasi Injil-Injil Sinoptik? tks.