Jumat, 25 Januari 2013

Belajar Mengenal Kitab - Kitab dalam Kanon Alkitab -> INJIL MATIUS



BELAJAR MENGENAL TULISAN – TULISAN
DALAM ALKITAB PERJANJIAN BARU

Kitab Pertama
Seri 1

INJIL MATIUS

By

Arie A. R. Ihalauw

Sesuai canon Kitab-Kitab Perjanjian Baru, Injil ini ditempatkan sebagai kitab pertama dalam Alkitab Perjanjian Baru (selanjutnya APL). Sejak masa kerja Bapa Gereja : Ireneus (th. 180 M), Injil Matius telah dikenal selain ke – 4 Injil lainnya sebagai sebuah tulisan. Hal inipun dikuatkan oleh teori perkembangan unsur-unsur keagamaan Israel dalam kitab-kitab Kristen. Bapa Gereja yang lain, seperti : Ignatius, II Clemen dalam karya merekapun mengakui akan hal itu.

Papiaslah Bapa Gereja yang menuliskan, bahwa “Matius mengkompilasi banyak ‘orakel’ dalam dialek bahasa Ibrani dan merupakan sebuah terjemahan (tafsiran) yang cukup bagus (Eusebius, H.E. 3, 39, 17). Hal ini membuktikan, bahwa pada masa kerja Papias, Injil Matius sudah menjadi salah satu tradisi Kristen di antara banyak yang lainnya. So pasti, kita kurang mengetahui, apakah yang dimaksudkan ‘orakel-orakel’ dalam nubuatan nabil-nabi Perjanjian Lama yang berhubungan dengan Yesus, orang Nazaret. Akan tetapi kita akan mengerti apa yang dimaksudkan Yesus sendiri seperti yang ditulis oleh Matius.

KOSA KATA DAN GAYA PENULISAN MATIUS

Kata paling terkenal dalam Injil ini adalah sebutan kepada Allah selaku “Bapa”, sebanyak 45 kali (bd. Markus 5 kali, dan lukan 17 kali). Frasa seperti : “Bapa kami”, “Bapamu”, “Bapa kami yang di sorga” dan “Bapa Sorgawi” banyak ditemukan dalam tulisan Matius. Ada juga “Kerajaan Sorga”, “memenuhi” (yang menunjuk pada nubuat), “kebenaran”, “munafik,” “tangisan dan kertakan gigi”.

Kadang – kadang Matius memakan pengulangan formula, seperti : “sejak waktu itu” (4:17; 16:21), ‘jangan kamu menyangka’ (5:17, 10:34), ‘anal-anak kerajaan’ (8:12, 13:38), ‘yang gelap’ (8:12, 22:13, 25:30), ‘domba yang hilang dari antara Israel’ (10:6, 15:24). Secara khusus kita mencatat formula lain juga : ‘Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar’ (11:15,13:9,43) dan juga dalam formula penyembuhan (4:23-4, 8:16, 9:35, 14:35). Matius juga menggunakan kalimat : “Ketika Yesus menyelesaikan tugasNya,’ frasa ini ditemukan sebanyak 5 kali,  (7.28, 11:1, 13:53, 19:1, 26:1), kemungkinan sebagai sebuah refleksi atas kelima Kitab Musa.  

SILSILAH YESUS.

Matius menyusus materi Injilnya sangat sistematis. Injil ini dimulai dengan ‘silsilah Yesus’. Empat generasi dari Abraham => Daud; empatbelas dari Daud => ke generasi pembuangan Di Babilonia; empatbelas generasi dari pembuangan Babilonia => Yesus Kristus (1:1-17). Ucapan-ucapan Yesus sering disusun secara berkelompok : 3, 7 dan 7.  

Apakah tujuan Matius menyusun ‘silsilah Yesus’, dan apakah alasan Gereja menetapkan Injil Matius sebagai Kitab Pembuka Perjanjian Baru ?

Agaknya Jemaat di mana Matius menjadi salah seorang pemimpinnya sedang bermasalah. Hal itu ditimbulkan karena gugatan orang Israel beragama Yahudi, juga orang Kristen-Israeli yang mempertanyakan asal usul Yesus, orang Nazaret, yang disebut Kristus.

1.      Penulisan ‘silsilah’ bermaksud meyakinkan warga jemaat, bahwa Yesus, sunggug-sungguh, keturunan Abraham. Dialah yang dinubuatkan oleh nabi-nabi Perjanjian Lama.

2.      Gereja menetapkan karangan Matius dengan tujuan, agar terlihat kesinambungan nubuat APL ke dalam APB.

KESEJAJARAN MATIUS DAN MARKUS.

Kita akan sangat sering menemukan kesejajaran narasi anatar Injil Matius dan Injil Markus. Mengapa hal seperti itu terjadi ? Para pakar APB mengatakan, bahwa Penulis Matius mennyalin kembali narasi yang juga ditulis oleh Markus (teori Ur-Markan). Akan tetapi ada juga ahli yang berkeberatan. Menurut kelompok ini, narasi yang dituliskan Matius dan markus, bisa saja sama, dikarenakan sumber utamanya satu, yakni : tradisi lisan yang diceritakan berulang-ulang oleh masyarakat Israel pada saat Yesus telah dimuliakan ke Sorga. Sumber umun ini, dalam Ilmu Pembimbing APB disebut Layman Sources (Cerita Rakyat). Jadi tidak selamanya kesejajaran narasi, dikarenakan Matius mengutip tulisan Markus. Hal itu terbukti, kadang-kadang ceritanya sejajar, tetapi penulis Matius meredaksikan ulang menurut gayanya sendiri (kita akan menganalisa contoh-contonya setelah tulisan berikut ini).

PENULIS INJIL MATIUS

Di kalangan kekristenan muncul 2 (dua) pandangan tentang jatidiri si penulis Injil Matius.

1.    Pendapat Gereja.

Pendapat resmi yang dipegang oleh Gereja (dan umumnya kaum fundamentalis) sampai hari ini, penulis Injil Matius adalah ‘murid Tuhan Yesus’.

2.    Pandangan Pakar APL.

Berbeda dari pandangan Gereja, beberapa pakar APB membertanyakan jatidiri si penulis, dikarenakan kurangnya sumber  dalam Kitab Injil tersebut yang menyebutkan, Matius -- murid Yesus -- adalah penulisnya. Sanggahan ini berlatar-belakangkan pemahaman, bahwa Gereja menetapkan Matius -- murid Yesus --, agar warga mengakui serta mengsahkan keterhubungan si penulis pada nama Matius sebagai saksi yang menyaksikan pelayanan Yesus. Dengan demikian, tulisan ini dapat dikanonkan dan diimani selaku tulisan suci.

Para pakar APB itu mengakui, bahwa si penulis adalah seorang Kristen-israeli yang tidak diketahui namanya. Mereka membangun pandangannya berdasarkan bukti, bahwa penulis adalah :

a).   Seorang israeli yang terdidik dan menguasai tradisi keagamaan Israel, karena di dalam tulisannya banyak ditemukan kutipan APL yang menubuatkan tentang penggenapan janji Allah tentang Mesiah, lebih dari pada kedua Injil Sinoptis lainnya (Markus & Lukas).

b).   Cara/model/gaya penulisan Injilnya sebagai sebuah refleksi dari pengenalan yang kuat terhadap APL, khususnya Kitab-Kitab Taurat (Pentateukh = ke – 5 Kitab Musa).

c).   Penulis mengetahui akan peta geograpis Israel secara akurat. Penyajian peristiwa-peristiwa di sekitar Yesus amat jitu terkait kota dan desa yang dikunjungiNya.

d).   Struktur bahasa Ibrani yang digunakan penulispun bagus. Tidak seperti yang ditemukan dalam Injil Markus.

Bersambung ke Bahagian Kedua
TEOLOGI dalam KITAB INJIL MATIUS

Medan, Jumat – 25 Januari 2013

SALAM DAN DOAKU

Penulis



1 komentar:

  1. Tks banyak dan Tuhan Yesus memberkati.

    apakah ada tulisan khusus anda tentang teori-teori Narasi Injil-Injil Sinoptik? tks.

    BalasHapus