Senin, 28 Januari 2013

RENUNGAN PENGANTAR KERJA - 29 JANUARI 2013




PERGUMULAN HIDUP

 "Namamu tidak akan disebutkan lagi Yakub, tetapi Israel, sebab engkau telah bergumul melawan Allah dan manusia, dan engkau menang."
KEJADIAN 32 : 28

Persoalan yang dihadapi Yakub bukanlah kehendak Allah. Hal ini perlu diperhatikan, agar kita tidak salah kaprah untuk mengatakan, bahwa Allah memiliki rencana yang indah di balik penipuan Yakub. Jika menyimak sikap Yakub merampas hak kesulungan Esau oleh bantuan Ribka, ibunya, maka pertama-tama kita harus katakan, bahwa perbuatan itu melanggar hukum. Itu dosa. Dan, penipuan itu tidak dikehendaki Allah. Bukan dalam rencana Allah, sebab Dia tidak berkenan akan dosa.

Oleh karena perbuatannya Yakub telah merusakkan hubungan persaudaraan. Ia harus melarikan diri ke rumah pamannya, Laban, di Haran, agar tidak dibunuh oleh Esau. Sejak saat itu jalan hidup Yakub berubah. Yakub, seorang yang lemah, harus bekerja keras untuk memulihkan kehidupan pribadi, agar ia mencapai berkat yang diucapkan Ishak. Perlahan tapi pasti, pekerjaan Yakub berbuah baik. Meskipun ia menghadapi tipu muslihat pamannya --- seperti yang dilakukannya kepada Ishak ---, akhirnya Yakub menang. Begitu pula saat akan kembali ke Kanaan, Yakub merasa takut berhadapan dengan Esau; akan tetapi perasaan itu dikendalikan demi tujuan yang akan dicapai.  Dan ujung-ujungnya, sekali lagi, Yakub menang. Jadi, pertama-tama kita memahami, bahwa kemenangan itu dapat digenggam, oleh karena Yakub memulihkan rasa percaya diri, sebelum ia menggumuli (berjuang sambil bertahan) persoalan. Dan, pemahaman ini sangat manusiawi.

Setelah usai pergumulan (perjuangan) dan memperoleh kemenangan, barulah Yakub menceritakan pengalaman pribadi, bahwa kesuksesan yang diraihnya merupakan kasih karunia Allah. Mengapa ? Karena Yakub menyadari, tidak akan mungkin seseorang sanggup memenangkan pertempuran, jikalau tidak ada bantuan pihak lain. Dan, subjek pertama yang menolong dirinya adalah TUHAN, Allah yang disembah ayahnya. Menurut Yakub, hanya TUHAN sajalah yang mengarunakan kekuatan, sehingga ia sanggup menuntaskan masalahnya. Itulah kuat bagi Yakub untuk membangun ibadahnya kepada TUHAN, Allah Mahakuat yang disembah Ishak, ayahnya.

So pasti, kita juga memiliki segudang pengalaman sepanjang perjalanan bersama Tuhan Yesus. Kita tak mampu menyelesaikan masalah dengan kekuatan sendiri. Kita telah mencoba terus menerus dan selalu gagal. Ketika kita berseru memohonkan pertolongan Rohkristus, barulah kita diberikan kekuatan untuk berjuang (bergumul) sampai menang. Dalam hal inilah kita memuliakan Yesus Kristus, karena Dia telah menolong kita, sama seperti Allah menolong Yakub. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar