Kamis, 24 Januari 2013

Seri V - ESKATOLOGI DALAM PERJANJIAN LAMA - Kitab Nabi NAHUM & Kitab Nabi YEREMIA


KONSEP ESKATOLOGI DALAM PERJANJIAN LAMA

V
Dalam KITAB NAHUM & KITAB YEREMIA



A.  NAHUM

Nahum menuliskan lirik LAGU KEMENANGAN karena keruntuhan Kota Niniwe (612 sb.M). Nyanyian atau Mazmur ini kurang lengkap. Meskipun demikian nabi berusaha menggambarkan kehancuran alam semesta pada Hari Tuhan.

B.   JEREMIAH

Kitab Nabi Yeremia menguraikan konsep teologi sang nabi tentang “eskatologi” dalam bentuk prosa lirik (pidato yang diselingi puisi). Yeremia menubuatkan penghukuman Kerajaan Yehuda dan Ibukotanya : Yerusalem, karena umatnya tidak mau berbalik dari dosanya (Yer. 7 : 3 - 10 => “Beginilah firman TUHAN semesta alam, Allah Israel : Perbaikilah tingkah langkahmu dan perbuatanmu, maka Aku mau diam bersama-sama kamu di tempat ini.. Janganlah percaya kepada perkataan dusta yang berbunyi : Ini bait TUHAN, bait TUHAN, bait TUHAN, melainkan jika kamu sungguh-sungguh memperbaiki tingkah langkahmu dan perbuatanmu, jika kamu sungguh-sungguh melaksanakan keadilan di antara kamu masing-masing, tidak menindas orang asing, yatim dan janda, tidak menumpahkan darah orang yang tak bersalah di tempat ini dan tidak mengikuti allah lain, yang menjadi kemalanganmu sendiri, maka Aku mau diam bersama-sama kamu di tempat ini, di tanah yang telah Kuberikan kepada nenek moyangmu, dari dahulu kala sampai selama-lamanya. Tetapi sesungguhnya, kamu percaya kepada perkataan dusta yang tidak memberi faedah. Masakan kamu mencuri, membunuh, berzinah dan bersumpah palsu, membakar korban kepada Baal dan mengikuti allah lain yang tidak kamu kenal, kemudian kamu datang berdiri di hadapan-Ku di rumah yang atasnya nama-Ku diserukan, sambil berkata: Kita selamat, supaya dapat pula melakukan segala perbuatan yang keji ini !”). Pemimpin dan rakyat rajin berbuat jahat. Mereka suka menyembah berhala. Oleh karena itu, Allah menghakimi dan menghukum umatNya. Yeremia menubuatkan konsep eskatologi yang konkrit, lahir dari kesadarannya setelah menggumuli katakter bangsa yang jahat / fasik kepada Allah dan sesama. Enambelas dari pidatonya dimulai dengan frasa “hinneh yamim baʾim” (“Perhatikanlah !, hari itu akan datang”... 7:32; 9:24; 16:14; 19:6;dll), di mana nabi mendudukan secara hurufiah makna kata “pada hari hari terakhir” terkait serangan penaklukan yang dilakukan oleh nebukadnezar dari imperium Babilonia (cf. 15:1–4; 34:8–22; 37:3–10; dll).

Meskipun situasi politik keamanan internasional tidak begitu baik bagi Yehuda – Yeruralem, nabi Yeremia tetap percaya, bahwa TUHAN Allah akan mengasihani sisa-sisa Israel yang bertahan setelah penghancuran Kota Suci Yerusalem oleh penguasa Babilonia (32:-1-5). Pemuka pemerintahan sipin dan agama diboyong ke Babel tahun 587 sbM (24:1-10). Tetapi Ia juga masih berharap TUHAN akan memulihkan kembali Kerajaan Israel Utara, setelah mereka mengakui kesalahannya (3:11-18); dan, akhirnya kerajaan itu sungguh-sungguh dibaharui dan dipulihkan setelah Allah membebaskan umatNya dari pembuangan di Babilonia.

Sama seperti Yesaya dan Mikha, Nabi Yeremia menubuatkan kelangsungan Dinasti daud sebagai pemimpin ideal bagi masa depan umat (23:5-6 => Sesungguhnya, waktunya akan datang, demikianlah firman TUHAN, bahwa Aku akan menumbuhkan Tunas adil bagi Daud. Ia akan memerintah sebagai raja yang bijaksana dan akan melakukan keadilan dan kebenaran di negeri. Dalam zamannya Yehuda akan dibebaskan, dan Israel akan hidup dengan tenteram; dan inilah namanya yang diberikan orang kepadanya: TUHAN--keadilan kita). Nabi Yeremia memnamai nama pemimpin ideal itu : YHWH tzideqenu (Ibr. יהוה צִדְקֵנוּ). Nabi itu terinspirasi oleh nubuat Hosea (2:20-22 => “Maka pada waktu itu, demikianlah firman TUHAN, Aku akan mendengarkan langit, dan langit akan mendengarkan bumi. Bumi akan mendengarkan gandum, anggur dan minyak, dan mereka ini akan mendengarkan Yizreel. Aku akan menaburkan dia bagi-Ku di bumi, dan akan menyayangi Lo-Ruhama, dan Aku berkata kepada Lo-Ami: Umat-Ku engkau! dan ia akan berkata: Allahku !"). Mungkin kata  itu YHWH tzideqenu (Ibr. יהוה צִדְקֵנוּ) merupakan makna terbalik dari nama Raja Yehuda yang jahat : Zedekiah (Heb. צִדְקִיָּהוּ).

Pada akhirnya Nabi Yeremia menyampaikan konsepnya tentang tindakan eskatologis dari Allah, ketika Dia membaharui perjanjian yang dahulu diberikanNya kepada para leluhur sampai ke dalam zaman Musa di Sinai (sinaitic convenant). TUHAN, Allah Israel, akan bekerja memulihkan dan membaharui Israel, dimulai dari perubahan hatinya; HATI YANG BARI, HATI YANG ROHANI YANG TAAT SETIA kepada Allah (Yer. 31:31-34)

Medan – Jumat, 25 Januari 2013

SALAM HORMAT DAN DOAKU

Penulis

Tidak ada komentar:

Posting Komentar