KONSEP ESKATOLOGI
DALAM PERJANJIAN LAMA
V
Dalam KITAB NAHUM & KITAB YEREMIA
A. NAHUM
Nahum menuliskan lirik LAGU
KEMENANGAN karena keruntuhan Kota Niniwe (612 sb.M). Nyanyian atau Mazmur ini
kurang lengkap. Meskipun demikian nabi berusaha menggambarkan kehancuran alam
semesta pada Hari Tuhan.
B. JEREMIAH
Kitab Nabi Yeremia
menguraikan konsep teologi sang nabi tentang “eskatologi” dalam bentuk prosa lirik (pidato yang diselingi puisi). Yeremia menubuatkan penghukuman
Kerajaan Yehuda dan Ibukotanya : Yerusalem, karena umatnya tidak mau berbalik
dari dosanya (Yer. 7 : 3 - 10 => “Beginilah firman
TUHAN semesta alam, Allah Israel : Perbaikilah tingkah langkahmu dan
perbuatanmu, maka Aku mau diam bersama-sama kamu di tempat ini.. Janganlah percaya kepada perkataan dusta yang
berbunyi : Ini bait TUHAN, bait TUHAN, bait TUHAN, melainkan jika kamu
sungguh-sungguh memperbaiki tingkah langkahmu dan perbuatanmu, jika kamu
sungguh-sungguh melaksanakan keadilan di antara kamu masing-masing, tidak
menindas orang asing, yatim dan janda, tidak menumpahkan darah orang yang tak
bersalah di tempat ini dan tidak mengikuti allah lain, yang menjadi
kemalanganmu sendiri, maka Aku mau diam bersama-sama kamu di tempat ini, di
tanah yang telah Kuberikan kepada nenek moyangmu, dari dahulu kala sampai
selama-lamanya. Tetapi sesungguhnya, kamu percaya kepada perkataan dusta yang
tidak memberi faedah. Masakan kamu mencuri, membunuh, berzinah dan bersumpah
palsu, membakar korban kepada Baal dan mengikuti allah lain yang tidak kamu
kenal, kemudian kamu datang berdiri di hadapan-Ku di rumah yang atasnya nama-Ku
diserukan, sambil berkata: Kita selamat, supaya dapat pula melakukan segala
perbuatan yang keji ini !”). Pemimpin dan rakyat rajin berbuat jahat. Mereka suka
menyembah berhala. Oleh karena itu, Allah menghakimi dan menghukum umatNya. Yeremia
menubuatkan konsep eskatologi yang konkrit, lahir dari kesadarannya setelah menggumuli katakter bangsa yang jahat /
fasik kepada Allah dan sesama. Enambelas dari pidatonya dimulai dengan frasa “hinneh
yamim baʾim” (“Perhatikanlah
!, hari itu akan datang”... 7:32; 9:24; 16:14; 19:6;dll), di mana nabi
mendudukan secara hurufiah makna kata “pada
hari hari terakhir” terkait serangan penaklukan yang dilakukan oleh
nebukadnezar dari imperium Babilonia (cf. 15:1–4; 34:8–22; 37:3–10; dll).
Meskipun situasi politik
keamanan internasional tidak begitu baik bagi Yehuda – Yeruralem, nabi Yeremia
tetap percaya, bahwa TUHAN Allah akan mengasihani sisa-sisa Israel yang
bertahan setelah penghancuran Kota Suci Yerusalem oleh penguasa Babilonia
(32:-1-5). Pemuka pemerintahan sipin dan agama diboyong ke Babel tahun 587 sbM
(24:1-10). Tetapi Ia juga masih berharap TUHAN akan memulihkan kembali Kerajaan
Israel Utara, setelah mereka mengakui kesalahannya (3:11-18); dan, akhirnya
kerajaan itu sungguh-sungguh dibaharui dan dipulihkan setelah Allah membebaskan
umatNya dari pembuangan di Babilonia.
Sama seperti Yesaya
dan Mikha, Nabi Yeremia menubuatkan kelangsungan Dinasti daud sebagai pemimpin
ideal bagi masa depan umat (23:5-6 => Sesungguhnya,
waktunya akan datang, demikianlah firman TUHAN, bahwa Aku akan menumbuhkan
Tunas adil bagi Daud. Ia akan memerintah sebagai raja yang bijaksana dan akan
melakukan keadilan dan kebenaran di negeri. Dalam zamannya Yehuda akan
dibebaskan, dan Israel akan hidup dengan tenteram; dan inilah namanya yang
diberikan orang kepadanya: TUHAN--keadilan kita). Nabi Yeremia
memnamai nama pemimpin ideal itu : YHWH tzideqenu (Ibr. יהוה צִדְקֵנוּ). Nabi itu terinspirasi oleh nubuat Hosea
(2:20-22 => “Maka pada waktu itu, demikianlah firman TUHAN, Aku akan
mendengarkan langit, dan langit akan mendengarkan bumi. Bumi akan mendengarkan
gandum, anggur dan minyak, dan mereka ini akan mendengarkan Yizreel. Aku akan
menaburkan dia bagi-Ku di bumi, dan akan menyayangi Lo-Ruhama, dan Aku berkata
kepada Lo-Ami: Umat-Ku engkau! dan ia akan berkata: Allahku !"). Mungkin kata
itu YHWH tzideqenu (Ibr. יהוה צִדְקֵנוּ) merupakan makna terbalik dari nama Raja Yehuda yang jahat : Zedekiah (Heb. צִדְקִיָּהוּ).
Pada akhirnya Nabi Yeremia menyampaikan
konsepnya tentang tindakan eskatologis dari Allah, ketika Dia membaharui
perjanjian yang dahulu diberikanNya kepada para leluhur sampai ke dalam zaman
Musa di Sinai (sinaitic convenant). TUHAN, Allah Israel, akan bekerja
memulihkan dan membaharui Israel, dimulai dari perubahan hatinya; HATI YANG
BARI, HATI YANG ROHANI YANG TAAT SETIA kepada Allah (Yer. 31:31-34)
Medan – Jumat, 25 Januari 2013
SALAM HORMAT DAN DOAKU
Penulis
Penulis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar