Bahagian 1
KRISTUS &
BUDAYA
By
Putera Sang Fajar
PENDAHULUAN
Mengapa
kita perlu membahas topik Kristus dan Budaya ? Hal itu dikarenakan
situasi-kondisi globalisasi yang sedang melanda bangsa-bangsa dan umat manusia
masa kini dan gelombangnya akan masih terus berlangsung sampai masa depan.
Banyak orang kristen (bc, warga jemaat) mengalami kesulitan menjawab persoalan
keseharian yang terkait Iman dan Budaya. Katakanlah, dapatkah Gereja menikahkan
seorang kristen yang telah bercerai hidup ? So pasti, muncul ketegangan serius,
karena pemerintah telah mengesahkan perkawinan itu bubar. Pada pihak lain,
orang kristen mengutip perkataan Yesus : “Hanya maut yang memisahkan.” Akhirnya
lahirlah kubu pro dan kontra terhadap fenomena pemberkatan nikah seseorang yang
telah bercerai hidup.
Globalisasi
merupakan salah satu fenomena sekularisme. Globalisasi merupakan arus budaya
yang melanda seluruh aspek kehidupan masyarakat-bangsa, di dalamnya orang-orang
kristen menjalankan ibadahnya kepada Allah dan sesama. Jika seseorang menolak /
melawan arus globalisasi berdasarkan iman, ia akan diterjang sampai tak
berkutik. Sementara jika mengikuti, ia akan dianggap kolot. Dengan demikian
seorang kristen akan membuat pilihan. Dan, hal itu amat dilematis. Masyarakat
saat ini sedang kebingungan, karena banyak khotbah yang meninabobokan,
seakan-akan sudah berada dalam suasana sorgawi; tetapi secara nyata masih
bergumul di dunia. Ada perang antara sekularisme dan agama.
Saya
teringat akan salah seorang pakar teologi kristen : H. Richard Niebuhr. Ia
menuliskan pandangannya dalam sebuah buku berjudul CHRIST AND CULTURE. Walaupun
bukunya telah lama tak dibahas, namun pemikirannya masih aktual, terutama
ketika kita membahas globalisasi dan iman kristen saat ini. Menurut penyimakan
saya, H Richard Niebuhr mengemukakan pendekatan etis (paradigma) untuk
mengatasi masalah : hubungan Kristus dan Budaya. Hal itu masih relevan sampai sekarang.
A. Kristus bertentangan
dengan kebudayaan
B. Kristus dalam Budaya
C. Kristus di atas Budaya
D. Kristus dan Budaya dalam paradoks
E. Kristus trasformator budaya
B. Kristus dalam Budaya
C. Kristus di atas Budaya
D. Kristus dan Budaya dalam paradoks
E. Kristus trasformator budaya
Ad.A. KRISTUS BERTENTANGAN DENGAN BUDAYA
Pandangan ini cukup dipegang sebagian besar orang
kristen tradisional / konservatif. Masih ada dalam sikap fundamentalis kristen.
Menurut pandangan ini, Kristus bukan / tidak sama dengan budaya. Keduanya
saling bertentangan. Mereka sering memakai kesaksian Alkitab untuk membenarkan
pendapatnya. Budaya dilihat sebagai ‘Iblis / Setan’ yang menggodanya untuk
mengkhianati Allah. Bapa Gereja, Tertulianus, adalah tokoh Gereja yang
mendukung pemahaman ini.
Ad.B. KRISTUS DALAM BUDAYA.
Ada beberapa gagasan dalam topik ini. Pertama,
kekristenan menjadi satu kesatuan dengan kebudayaan. Katakanlah contoh, ketika
perang dijalankan untuk merebut kembali kota suci Yerusalem dari kekuasaan
Disnasti Otoman – Turki, maka pemuka agama kristen di Eropa menyatakan, bahwa upaya
itu adalah Perang Suci sesuai kehendak Allah untuk membebaskan tanah suci dari
penjajahan Islam (Simaklah juga pendapat Eusebius, Bapa Gereja, dari Kaesarea,
yang mengeluarkan pernyataan terkait sikap Kaisar Konstantius untuk
mengkristenisasikan budaya Roma).
Kedua, secara tersirat pendekatan (paradigma) ini
membenarkan pandangan, bahwa ada gagasan-gagasan teologi Mesiah (Kristus) dalam
budaya masyarakat lokal; misalnya, ramalan Joyoboyo terkait Zaman Baru, di mana
Ratu Adil akan datang ke dunia (aliran kebathinan / kepercyaan Jawa), dan atau
konsep tentang kepercayan Islam – Ahmadiyah terkait Mirza Ghulam Achmad yang
akan datang ke dunia. Tradisi seperti ini dapat menjadi masalah dalam
pemberitaan ‘kabar sukacita.’
Oleh karena itu, seorang kristen membutuhkan
penjelasan akurat mengenai Kristus dan Kebudayaan Lokal, supaya tidak ‘tersesat.’
Ad.C. KRISTUS DI ATAS KEBUDAYAAN.
Pandangan ini memahami kedudukan Kristus di atas
kebudayaan. Kristus lebih tinggi dari pada budaya manusia. Meskipun demikian
ada juga ‘jalan masuk’ dari Kristus ke dalam kebudayaan. Namun tidak terjadi
percampuran (akulturasi atau sinkritisme). Banyak orang kristen berpendapat
demikian, Kristus berada jauh di atas kebudayaan; dan oleh karena itu,
Gerejapun berkedudukan setingkat lebih tinggi dari kebudayaan. Di antara orang
kristen yang berpendirian, termasuk Clement dari Alexandria dan Thomas Aquinas.
Ad.D. KRISTUS DAN KEBUDAYAAN DALAM PARADOKS.
Sementara itu ada pula orang kristen yang mengatakan :
“Kita ada di dalam dunia, tetapi bukan dari dunia. Kita selalu berada dalam ketegangan
(tension) dalam situasi seperti ini sampai dunia ini berakhir.” Kadang
orang-orang ini tidak dapat mengerti maknanya, dan atau menerima pandangan itu
tanpa bertanya, sebab mereka menghubungkannya pada ucapan Yesus. Pada dasarnya
orang-orang ini berpikir, “ia berada dalam situasi tidak menyenangkan. Memang
ia harus berada dalam dunia, dan harus menjadi kristen. Hidup berdampingan
dengan dunia.”
Ad.E. KRISTUS TRANSFORMATOR
BUDAYA.
Pendekatan terakhir menyoroti peran “Kristus selaku
transformator budaya”. Pandangan ini mengatakan, bahwa kehadiran Kristus,
Gereja dan kekristenan dalam dunia untuk mentransformatikan dunia, membuat
dunia bertobat. Agustinus, Bishop dari Hyppo, menjadi salah satu penganjurnya.
Dan Yohanes Calvin pun mengikuti jejak Bapa Gereja itu.
PENDAPAT H. R. NIEBUHR
Meskipun H
Richard mengajukan pendekatan kristen terhdap kebudayaan demikian; akan tetapi
ia sendiri tidak memilih satu di antara kelima pendekatan tersebut. Ketika ia
ditanyai, jawabnya : “Saya tidak dapat memilih satu di antara yang lain. Sulit
sekali. Walaupun saya memilih yang kelima sesuai pandangan teologisku : Kristus
sebagai Transformator Budaya. Namun saya percaya akan kedaulatan Allah. Sering
saya menyetujui pendekatan pertama : Kristus melawan kebudayaan; oleh karena
saya menemukan dunia ini terlalu jahat, dan saya menyaksikan bahwa transformasi
tidak terjadi ke arah kebaikan. Jadi saya tidak dapat memberikan pendapat yang
terbaik.”
Bersambung....
2
BAGAIMANAKAH SIKAP KRISTEN
BAGAIMANAKAH SIKAP KRISTEN
TERHADAP
KEBUDAYAAN SAAT INI
Medan – Sabtu Malam, 26 Januari 2013
SALAM DAN DOAKU
Penulis.
Pdt. Aries, terima kasih untuk sharing artikel ini. Gby
BalasHapus