KONSEP ESKATOLOGI
DALAM PERJANJIAN LAMA
IV
MIKHA & ZEFANYA
Mikha adalah penduduk asli Moreshet. Sebuah
kota kecil yang terletak dalam wilayah Yehuda. Ia menjalankan tugas kenabiannya
berdekatan waktu dengan Yesaya-Yerusalem [saya menggunakan sebutan
Yesaya-Yerusalem untuk menunjuk pada aktifitas Yesaya, sang nabi, yang
nubuatnya tertulis pada pasal 1 – 39, serta untuk membedakannya dari
Deurero-Yesaya (40-55) dan Trito-Yesaya (56-66)]. Masa kerjanya terlalu
singkat.
NUBUAT ESKATOLOGIS DALAM KITAB
MIKHA
1). Tentang RAJA YANG
DIURAPI TUHAN (Messiah)
Sama seperti Yesaya, ia bernubuat
tentang masa depan umat Allah dalam sebuah konsep eskatologi, yang terkait
dengan Raja Yang Diharapkan (landasan bagi Pemerintahan Sang Mesiah). Menurut
Mikha, sama seperti juga seluruh umat Israel, Raja Mesiah itu berasal dari
dinasti Daud, yang lahir di Kota Daud, Beth-lechem (Mik. 5 : 1 – 3 => “Tetapi engkau,
hai Betlehem
Efrata, hai yang terkecil di antara kaum-kaum Yehuda, dari
padamu akan bangkit bagi-Ku seorang yang akan memerintah Israel,
yang permulaannya sudah sejak purbakala, sejak dahulu kala. Sebab itu ia akan
membiarkan mereka sampai waktu perempuan yang akan melahirkan telah melahirkan;
lalu selebihnya dari saudara-saudaranya akan kembali kepada orang Israel. Maka ia
akan bertindak dan akan menggembalakan mereka dalam kekuatan TUHAN,
dalam kemegahan nama TUHAN Allahnya; mereka akan tinggal tetap, sebab sekarang
ia menjadi besar sampai ke ujung bumi”,...)
2). Tentang ZION sebagai GUNUNG TEMPAT ALLAH
MENJALANKAN PEMERINTAHAN
Mikha menubuatkan, bahwa Gunung
Zion, sungguh-sungguh, akan menjadi pusat ibadah (keagamaan) bagi seluruh umat
manusia. Gagasan Mikha ini menjadi topik teologi yang dikembangkan Agama Israel
/ Yahudi di kemudian hari. Ucapan Mikha ini:
“Akan terjadi pada hari-hari yang terakhir : gunung
rumah TUHAN akan berdiri tegak mengatasi gunung-gunung dan menjulang
tinggi di atas bukit-bukit; bangsa-bangsa akan berduyun-duyun ke sana,
dan banyak suku bangsa akan pergi serta berkata: "Mari, kita naik
ke gunung
TUHAN, ke rumah Allah Yakub, supaya Ia mengajar kita tentang
jalan-jalan-Nya dan supaya kita berjalan menempuhnya; sebab dari Sion akan
keluar pengajaran, dan firman TUHAN dari Yerusalem." Ia akan menjadi hakim
antara banyak bangsa, dan akan menjadi wasit bagi suku-suku bangsa yang besar
sampai ke tempat yang jauh; mereka akan menempa pedang-pedangnya menjadi mata
bajak, dan tombak-tombaknya menjadi pisau pemangkas; bangsa tidak akan lagi
mengangkat pedang terhadap bangsa, dan mereka tidak akan lagi belajar perang.
Tetapi mereka masing-masing akan duduk di bawah pohon anggurnya dan di bawah
pohon aranya dengan tidak ada yang mengejutkan, sebab mulut TUHAN semesta alam
yang mengatakannya” (4 : 1 – 4).
hampir identik dengan yang
diberitakan oleh Nabi Yesaya-Yeerusalem :
Akan terjadi pada
hari-hari yang terakhir: gunung tempat rumah TUHAN akan
berdiri tegak di hulu gunung-gunung dan menjulang tinggi di atas bukit-bukit; segala
bangsa akan berduyun-duyun ke sana, dan banyak suku bangsa akan pergi serta
berkata : "Mari, kita naik ke gunung TUHAN, ke rumah Allah Yakub,
supaya Ia mengajar kita tentang jalan-jalan-Nya, dan supaya kita berjalan
menempuhnya; sebab dari Sion akan keluar pengajaran dan firman TUHAN dari
Yerusalem." Ia akan menjadi hakim antara bangsa-bangsa dan akan menjadi
wasit bagi banyak suku bangsa; maka mereka akan menempa pedang-pedangnya
menjadi mata bajak dan tombak-tombaknya menjadi pisau pemangkas; bangsa tidak
akan lagi mengangkat pedang terhadap bangsa, dan mereka tidak akan lagi belajar
perang” (2 : 2 –
4).
Banyak pakar
Perjanjian Lama berpendepat, bahwa narasi (Mik. 4:1-4; Yes. 2:2-4) bukan
berasal dari sumber Mikha maupun Yesaya-Yerusalem. Nubuat-nubuat itu
ditambahkan oleh editor / redaksi kedua kitab tersebut kemudian hari. Kemungkinan ia berasal dari sumber-sumber
umum yang sudah tersebar dalam masyarakat (Lay Source). Lebih menarik lagi,
jika kita membaca Kitab Yoel, di mana nabi menggambarkan eskatologi dalam
gambaran perang ilahi antara TUHAN melawan musuh-musuhNya.
NUBUAT ESKATOLOGIS DALAM KITAB ZEPHANIAH
Zefanya menyampaikan
nubuatnya sekitar tahun 604 – 603 sb. Masehi., pada awal pemerinthan Yosia bin
Amon -- Raja Yehuda -- di Yerusalem.
Pada saat itu masyarakat Yehuda sedang masyuk menjalankan penyembahan berhala
dan orang-orang fasik dalam umat Yehuda masih sangat banyak. Secara politis
Yehuda mengalami sedikit kebebasan, dikarenakan imeripun Asiria sedang
mengalami kemunduran. Keadaan inilah yang dimaksudkan oleh Nabi Zefanya : “Sudah
dekat hari TUHAN yang hebat itu, sudah dekat dan datang dengan cepat sekali !”
(1 : 14).
Gambaran tentang
kedahsyatan “hari” (bc. Hari TUHAN) dari nabi amat banyak mempengaruhi
tulisan-tulisan teologi Agama Israel / Yahudi. Allah menghancurkan orang-orang
jahat / fasik (dimaksudkan Zefanya : “musuh-musuh TUHAN”).
Hari kegemasan hari
itu, hari kesusahan dan kesulitan, hari kemusnahan dan pemusnahan, hari kegelapan dan
kesuraman, hari berawan dan kelam, hari peniupan sangkakala dan pekik tempur
terhadap kota-kota yang berkubu dan terhadap menara penjuru yang tinggi. Aku
akan menyusahkan manusia, sehingga mereka berjalan seperti orang buta, sebab
mereka telah berdosa kepada TUHAN. Darah mereka akan tercurah seperti debu dan
usus mereka seperti tahi. Mereka tidak dapat diselamatkan oleh perak atau emas
mereka pada hari kegemasan TUHAN, dan seluruh bumi akan dimakan habis oleh api
cemburu-Nya; sebab kebinasaan, malah kebinasaan dahsyat diadakan-Nya terhadap
segenap penduduk bumi.
SALAM HORMAT DAN DOA
PENULIS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar