Kamis, 24 Januari 2013

Seri IV - ESKATOLOGI DALAM PERJANJIAN LAMA - Kitab Nabi Mikha & Kitab nabi Zefanya


KONSEP ESKATOLOGI DALAM PERJANJIAN LAMA

IV
MIKHA & ZEFANYA

Mikha adalah penduduk asli Moreshet. Sebuah kota kecil yang terletak dalam wilayah Yehuda. Ia menjalankan tugas kenabiannya berdekatan waktu dengan Yesaya-Yerusalem [saya menggunakan sebutan Yesaya-Yerusalem untuk menunjuk pada aktifitas Yesaya, sang nabi, yang nubuatnya tertulis pada pasal 1 – 39, serta untuk membedakannya dari Deurero-Yesaya (40-55) dan Trito-Yesaya (56-66)]. Masa kerjanya terlalu singkat.

NUBUAT ESKATOLOGIS DALAM KITAB MIKHA

1). Tentang RAJA YANG DIURAPI TUHAN (Messiah)

Sama seperti Yesaya, ia bernubuat tentang masa depan umat Allah dalam sebuah konsep eskatologi, yang terkait dengan Raja Yang Diharapkan (landasan bagi Pemerintahan Sang Mesiah). Menurut Mikha, sama seperti juga seluruh umat Israel, Raja Mesiah itu berasal dari dinasti Daud, yang lahir di Kota Daud, Beth-lechem (Mik. 5 : 1 – 3 => “Tetapi engkau, hai Betlehem Efrata, hai yang terkecil di antara kaum-kaum Yehuda, dari padamu akan bangkit bagi-Ku seorang yang akan memerintah Israel, yang permulaannya sudah sejak purbakala, sejak dahulu kala. Sebab itu ia akan membiarkan mereka sampai waktu perempuan yang akan melahirkan telah melahirkan; lalu selebihnya dari saudara-saudaranya akan kembali kepada orang Israel. Maka ia akan bertindak dan akan menggembalakan mereka dalam kekuatan TUHAN, dalam kemegahan nama TUHAN Allahnya; mereka akan tinggal tetap, sebab sekarang ia menjadi besar sampai ke ujung bumi”,...)

2).  Tentang ZION sebagai GUNUNG TEMPAT ALLAH MENJALANKAN PEMERINTAHAN

Mikha menubuatkan, bahwa Gunung Zion, sungguh-sungguh, akan menjadi pusat ibadah (keagamaan) bagi seluruh umat manusia. Gagasan Mikha ini menjadi topik teologi yang dikembangkan Agama Israel / Yahudi di kemudian hari. Ucapan Mikha ini:

Akan terjadi pada hari-hari yang terakhir : gunung rumah TUHAN akan berdiri tegak mengatasi gunung-gunung dan menjulang tinggi di atas bukit-bukit; bangsa-bangsa akan berduyun-duyun ke sana, dan banyak suku bangsa akan pergi serta berkata: "Mari, kita naik ke gunung TUHAN, ke rumah Allah Yakub, supaya Ia mengajar kita tentang jalan-jalan-Nya dan supaya kita berjalan menempuhnya; sebab dari Sion akan keluar pengajaran, dan firman TUHAN dari Yerusalem." Ia akan menjadi hakim antara banyak bangsa, dan akan menjadi wasit bagi suku-suku bangsa yang besar sampai ke tempat yang jauh; mereka akan menempa pedang-pedangnya menjadi mata bajak, dan tombak-tombaknya menjadi pisau pemangkas; bangsa tidak akan lagi mengangkat pedang terhadap bangsa, dan mereka tidak akan lagi belajar perang. Tetapi mereka masing-masing akan duduk di bawah pohon anggurnya dan di bawah pohon aranya dengan tidak ada yang mengejutkan, sebab mulut TUHAN semesta alam yang mengatakannya” (4 : 1 – 4).

hampir identik dengan yang diberitakan oleh Nabi Yesaya-Yeerusalem :

Akan terjadi pada hari-hari yang terakhir: gunung tempat rumah TUHAN akan berdiri tegak di hulu gunung-gunung dan menjulang tinggi di atas bukit-bukit; segala bangsa akan berduyun-duyun ke sana, dan banyak suku bangsa akan pergi serta berkata : "Mari, kita naik ke gunung TUHAN, ke rumah Allah Yakub, supaya Ia mengajar kita tentang jalan-jalan-Nya, dan supaya kita berjalan menempuhnya; sebab dari Sion akan keluar pengajaran dan firman TUHAN dari Yerusalem." Ia akan menjadi hakim antara bangsa-bangsa dan akan menjadi wasit bagi banyak suku bangsa; maka mereka akan menempa pedang-pedangnya menjadi mata bajak dan tombak-tombaknya menjadi pisau pemangkas; bangsa tidak akan lagi mengangkat pedang terhadap bangsa, dan mereka tidak akan lagi belajar perang” (2 : 2 – 4).

Banyak pakar Perjanjian Lama berpendepat, bahwa narasi (Mik. 4:1-4; Yes. 2:2-4) bukan berasal dari sumber Mikha maupun Yesaya-Yerusalem. Nubuat-nubuat itu ditambahkan oleh editor / redaksi kedua kitab tersebut kemudian hari.  Kemungkinan ia berasal dari sumber-sumber umum yang sudah tersebar dalam masyarakat (Lay Source). Lebih menarik lagi, jika kita membaca Kitab Yoel, di mana nabi menggambarkan eskatologi dalam gambaran perang ilahi antara TUHAN melawan musuh-musuhNya.

NUBUAT ESKATOLOGIS DALAM KITAB ZEPHANIAH

Zefanya menyampaikan nubuatnya sekitar tahun 604 – 603 sb. Masehi., pada awal pemerinthan Yosia bin Amon -- Raja Yehuda --  di Yerusalem. Pada saat itu masyarakat Yehuda sedang masyuk menjalankan penyembahan berhala dan orang-orang fasik dalam umat Yehuda masih sangat banyak. Secara politis Yehuda mengalami sedikit kebebasan, dikarenakan imeripun Asiria sedang mengalami kemunduran. Keadaan inilah yang dimaksudkan oleh Nabi Zefanya : Sudah dekat hari TUHAN yang hebat itu, sudah dekat dan datang dengan cepat sekali !” (1 : 14).

Gambaran tentang kedahsyatan “hari” (bc. Hari TUHAN) dari nabi amat banyak mempengaruhi tulisan-tulisan teologi Agama Israel / Yahudi. Allah menghancurkan orang-orang jahat / fasik (dimaksudkan Zefanya : “musuh-musuh TUHAN”).

Hari kegemasan hari itu, hari kesusahan dan kesulitan, hari kemusnahan dan pemusnahan, hari kegelapan dan kesuraman, hari berawan dan kelam, hari peniupan sangkakala dan pekik tempur terhadap kota-kota yang berkubu dan terhadap menara penjuru yang tinggi. Aku akan menyusahkan manusia, sehingga mereka berjalan seperti orang buta, sebab mereka telah berdosa kepada TUHAN. Darah mereka akan tercurah seperti debu dan usus mereka seperti tahi. Mereka tidak dapat diselamatkan oleh perak atau emas mereka pada hari kegemasan TUHAN, dan seluruh bumi akan dimakan habis oleh api cemburu-Nya; sebab kebinasaan, malah kebinasaan dahsyat diadakan-Nya terhadap segenap penduduk bumi.

SALAM HORMAT DAN DOA

PENULIS



Tidak ada komentar:

Posting Komentar