I
KITAB NABI AMOS
Pertama, Kondisi sosial-politik-ekonomi-agama Israel. Masa kerja Amos
diperkirakan tahun 750 sb. Masehi. Ia bekerja selama periode kemakmuran dan
perdamaian dialami Israel Utara dan Yehuda, ketika Yerobeam II memerintah di
Samaria (th. 786-746, sb M), termasuk juga perang saudara (II Rj. 14:25-27).
Sepanjang masa kerjanya Ambos menyaksikan berbagai bentuk ketidak adilan
sosial, di mana muncul orang kaya baru (pemilik lahan pertanian) dan
pemerintahan sipil yang menindas orang-orang miskin. Juga penyembahan dewa-dewi
budaya-agama-suku sekitanya.
Kedua, konsep tentang ‘hari TUHAN’. Israel berkeyakinan, bahwa TUHAN
selalu akan menjamin kehidupan mereka. Dan ‘hari TUHAN’ (Ibr. Yom-YHWH)
merupakan waktu penghukuman yang ditetapkan Allah atas bangsa-bangsa asing yang
menindas Israel. Nabi Amos membalikkan keyakinan itu; oleh karena ia melihat
nyata-nyata kejahatan sosial dan ritual yang dilakukan umat Israel (Amos 1:3,
6, 9, dll). Bukan saja bangsa-bangsa non-israeli yang dihukum Allah (1:3 –
2:3), tetapi juga Yehuda (Kerajaan Yerusalem) dan khususnya Israel Utara (2:4 –
6:14). Amos memberitakan penghukuman itu berlawanan dengan pemahaman iman
Israel tentang eksistensi mereka selaku ‘umat pilihan Allah’ yang memiliki hak
istimewa. Kata Amos : “"Hanya kamu yang Kukenal dari segala kaum di muka
bumi, sebab itu Aku akan menghukum kamu karena segala kesalahanmu.” (3:2).
Ketiga, untuk menunjuk pada waktu penghukuman dan penghakiman Allah di
masa depan, Amoslah yang pertama-tama menggunakan istilah “hari TUHAN” (Ibr.
yom-YHWH; Ing. Day of the Lord) --- sebuah konsep teologi yang sarat makna dan
yang dikembangkan oleh nabi-nabi setelah Amos (Yes. 13:6, 9; Yeh. 13:5; Jo.
1:15; 2:1, 11; 3:4; 4:14; Ob. 15; Zep.. 1:7, 14; Mal. 3:23) dengan beberapa variasi
“pada waktu itu” (Ibr. ha-yom ha-hu => Yes. 2:11; Zef. 1:15), “waktu itu”
(Ibr. ha-yom => Mal. 3:19; bd. Yeh. 7:7). Meskipun istilah “hari TUHAN” itu
digunakan pertama kali oleh Amos, akan tetapi ia sudah sangat terkenal
digunakan masyarakat Israel (teori L = Layman sources). Keasliannya
diuangkapkan ketika peperangan dimenangkan oleh pasukan tentara (bd. Yes. 9:3
=> “Sebab kuk yang menekannya dan gandar yang di atas bahunya serta tongkat
si penindas telah Kaupatahkan seperti pada hari kekalahan Midian” menunjukkan
waktu kemenangan Israel atas Midian).
Keempat, Amos menentang keyakinan Israel mengenai Hari Tuhan. Dalam
kasus ini, pada masa kerja Amos, masyarakat israel telah memakai istilah
tersebut untuk menunjukkan, kapan Allah memberikan kemenangan sempurna kepada
Israel dengan mengalahkan musuh Israel, kemudian menghidupkan “terang”
perdamaian abadi serta melimpahkan kekayaan.
Menyaksikan kejahatan Israel di bisang sosial dan agama, Amos
mereformulasikan “hari TUHAN” mempertanyakan keyakinan iman Israel. Ia berkata
: “Celakalah mereka yang menginginkan hari TUHAN ! Apakah gunanya hari TUHAN
itu bagimu ? Hari itu kegelapan, bukan terang! Bukankah hari TUHAN itu
kegelapan dan bukan terang, kelam kabut dan tidak bercahaya ?” (5 : 18, 20).
Malahan lebih jauh diucapkan : "Pada hari itu akan terjadi,"
demikianlah firman Tuhan ALLAH, "Aku akan membuat matahari terbenam di
siang hari dan membuat bumi gelap pada hari cerah. Aku akan mengubah
perayaan-perayaanmu menjadi perkabungan, dan segala nyanyianmu menjadi ratapan.
Aku akan mengenakan kain kabung pada setiap pinggang dan menjadikan gundul
setiap kepala. Aku akan membuatnya sebagai perkabungan karena kematian anak
tunggal, sehingga akhirnya menjadi seperti hari yang pahit pedih"
(8:9-10). Amos memakai peristiwa gerhana matahari untuk megambarkan gagasannya
tentang ‘eskatologi’, sebagaimana juga dilakukan Nabi Yesaya : “Sungguh, hari
TUHAN datang dengan kebengisan... Sebab bintang-bintang dan gugusan-gugusannya
di langit tidak akan memancarkan cahayanya; matahari akan menjadi gelap pada
waktu terbit, dan bulan tidak akan memancarkan sinarnya” (13:9-10). Dan hal itu
dipahami secara hurufiah, bahwa hari TUHAN itu datang bersama ancaman alam.
Keenam, jalan keluar yang diusulkan Amos. Kecaman Amos mengingatkan Israel,
bahwa TUHAN akan bekerja menciptakan masa baru, setelah Dia menghancurkan orang
fasik, baik dari bangsa-bangsa maupun dalam persekutuan umat pilihanNya. Sebuah
konsep awal tentang pemulihan dan pembaharuan menurut Amos. Dikatakannya, jika
Israel ingin selamat, maka mereka harus “mencari TUHAN” (5:4-6), supaya ‘Allah
akan mengasihani sis-sisa keturunan Yusuf’ (5:14-15). Di sini pula kita membaca
konsep awal tentang “sisa-sisa” Israel (Ibr. she’erit). Kata ini “she’erit”
akan mengalami perkembangan di kemudian hari (Yer. 6:9; 31:7; Yeh. 9:8; dll;
kadang muncul dalam bentuk sheʾar => Yes. 10:20–21; 11:11, 16; dll). Akan
tetapi menurut Amos, hari TUHAN itu terhubung pada peristiwa penghancuran
Kerajaan Israel Utara.
C.2. Makna Pemberitaan Amos bagi Umat Allah Masa kini
a). JANGAN BERPIKIR ALLAH MEMBELAMU, KARENA KAMU UMAT PILIHAN !
Banyak pengkhotbah menyesatkan umat melalui pengajarannya, seakan-akan
orang kristen menerima hak istimewa sebagai anak TUHAN, tanpa bisa terlepas
atau hilang. Hak istimewa itu akan dinikmati siapapun (orang kristen) yang
menjalankan ibadahnya secara sempurna di dalam ritual keagamaan maupun
pelayanan kemasyarakat, satu paket utuh ! Jika ia menjalankan ritual (liturgi)
keagamaan tanpa kasih sayang dan perbuatan baik, maka ia akan dihukum
bersama-sama orang fasik pada waktu TUHAN.
b). JALAN MENUJU SELAMAT
Menurut Nabi Amos, kalau kita (orang kristen) ingin masuk ke dalam masa
depat yang diciptakan TUHAN, ia wajib melakukan 2 (dua) suruhan Allah : a).
Carilah TUHAN dan beribadah kepadaNya (Ams. 5:4-6); dan b). Berbuat baik dengan
menegakkan keadilanNya di bidang sosial (membagikan kesejahteraan kepada orang
miskin => Amos 5 : 14 - 15).
Lakukanlah dengan setia, maka TUHAN menyelamatkan engkau pada hari Dia menyatakan kemuliaanNya
Lakukanlah dengan setia, maka TUHAN menyelamatkan engkau pada hari Dia menyatakan kemuliaanNya
Salam Hormat dan Doaku
Tidak ada komentar:
Posting Komentar