Kamis, 24 Januari 2013

Seri I => ESKATOLOGI dalam Perjanjian Lama : KITAB AMOS


I
KITAB NABI AMOS

Pertama, Kondisi sosial-politik-ekonomi-agama Israel. Masa kerja Amos diperkirakan tahun 750 sb. Masehi. Ia bekerja selama periode kemakmuran dan perdamaian dialami Israel Utara dan Yehuda, ketika Yerobeam II memerintah di Samaria (th. 786-746, sb M), termasuk juga perang saudara (II Rj. 14:25-27). Sepanjang masa kerjanya Ambos menyaksikan berbagai bentuk ketidak adilan sosial, di mana muncul orang kaya baru (pemilik lahan pertanian) dan pemerintahan sipil yang menindas orang-orang miskin. Juga penyembahan dewa-dewi budaya-agama-suku sekitanya.

Kedua, konsep tentang ‘hari TUHAN’. Israel berkeyakinan, bahwa TUHAN selalu akan menjamin kehidupan mereka. Dan ‘hari TUHAN’ (Ibr. Yom-YHWH) merupakan waktu penghukuman yang ditetapkan Allah atas bangsa-bangsa asing yang menindas Israel. Nabi Amos membalikkan keyakinan itu; oleh karena ia melihat nyata-nyata kejahatan sosial dan ritual yang dilakukan umat Israel (Amos 1:3, 6, 9, dll). Bukan saja bangsa-bangsa non-israeli yang dihukum Allah (1:3 – 2:3), tetapi juga Yehuda (Kerajaan Yerusalem) dan khususnya Israel Utara (2:4 – 6:14). Amos memberitakan penghukuman itu berlawanan dengan pemahaman iman Israel tentang eksistensi mereka selaku ‘umat pilihan Allah’ yang memiliki hak istimewa. Kata Amos : “"Hanya kamu yang Kukenal dari segala kaum di muka bumi, sebab itu Aku akan menghukum kamu karena segala kesalahanmu.” (3:2).

Ketiga, untuk menunjuk pada waktu penghukuman dan penghakiman Allah di masa depan, Amoslah yang pertama-tama menggunakan istilah “hari TUHAN” (Ibr. yom-YHWH; Ing. Day of the Lord) --- sebuah konsep teologi yang sarat makna dan yang dikembangkan oleh nabi-nabi setelah Amos (Yes. 13:6, 9; Yeh. 13:5; Jo. 1:15; 2:1, 11; 3:4; 4:14; Ob. 15; Zep.. 1:7, 14; Mal. 3:23) dengan beberapa variasi “pada waktu itu” (Ibr. ha-yom ha-hu => Yes. 2:11; Zef. 1:15), “waktu itu” (Ibr. ha-yom => Mal. 3:19; bd. Yeh. 7:7). Meskipun istilah “hari TUHAN” itu digunakan pertama kali oleh Amos, akan tetapi ia sudah sangat terkenal digunakan masyarakat Israel (teori L = Layman sources). Keasliannya diuangkapkan ketika peperangan dimenangkan oleh pasukan tentara (bd. Yes. 9:3 => “Sebab kuk yang menekannya dan gandar yang di atas bahunya serta tongkat si penindas telah Kaupatahkan seperti pada hari kekalahan Midian” menunjukkan waktu kemenangan Israel atas Midian). 

Keempat, Amos menentang keyakinan Israel mengenai Hari Tuhan. Dalam kasus ini, pada masa kerja Amos, masyarakat israel telah memakai istilah tersebut untuk menunjukkan, kapan Allah memberikan kemenangan sempurna kepada Israel dengan mengalahkan musuh Israel, kemudian menghidupkan “terang” perdamaian abadi serta melimpahkan kekayaan. 

Menyaksikan kejahatan Israel di bisang sosial dan agama, Amos mereformulasikan “hari TUHAN” mempertanyakan keyakinan iman Israel. Ia berkata : “Celakalah mereka yang menginginkan hari TUHAN ! Apakah gunanya hari TUHAN itu bagimu ? Hari itu kegelapan, bukan terang! Bukankah hari TUHAN itu kegelapan dan bukan terang, kelam kabut dan tidak bercahaya ?” (5 : 18, 20). Malahan lebih jauh diucapkan : "Pada hari itu akan terjadi," demikianlah firman Tuhan ALLAH, "Aku akan membuat matahari terbenam di siang hari dan membuat bumi gelap pada hari cerah. Aku akan mengubah perayaan-perayaanmu menjadi perkabungan, dan segala nyanyianmu menjadi ratapan. Aku akan mengenakan kain kabung pada setiap pinggang dan menjadikan gundul setiap kepala. Aku akan membuatnya sebagai perkabungan karena kematian anak tunggal, sehingga akhirnya menjadi seperti hari yang pahit pedih" (8:9-10). Amos memakai peristiwa gerhana matahari untuk megambarkan gagasannya tentang ‘eskatologi’, sebagaimana juga dilakukan Nabi Yesaya : “Sungguh, hari TUHAN datang dengan kebengisan... Sebab bintang-bintang dan gugusan-gugusannya di langit tidak akan memancarkan cahayanya; matahari akan menjadi gelap pada waktu terbit, dan bulan tidak akan memancarkan sinarnya” (13:9-10). Dan hal itu dipahami secara hurufiah, bahwa hari TUHAN itu datang bersama ancaman alam.

Keenam, jalan keluar yang diusulkan Amos. Kecaman Amos mengingatkan Israel, bahwa TUHAN akan bekerja menciptakan masa baru, setelah Dia menghancurkan orang fasik, baik dari bangsa-bangsa maupun dalam persekutuan umat pilihanNya. Sebuah konsep awal tentang pemulihan dan pembaharuan menurut Amos. Dikatakannya, jika Israel ingin selamat, maka mereka harus “mencari TUHAN” (5:4-6), supaya ‘Allah akan mengasihani sis-sisa keturunan Yusuf’ (5:14-15). Di sini pula kita membaca konsep awal tentang “sisa-sisa” Israel (Ibr. she’erit). Kata ini “she’erit” akan mengalami perkembangan di kemudian hari (Yer. 6:9; 31:7; Yeh. 9:8; dll; kadang muncul dalam bentuk sheʾar => Yes. 10:20–21; 11:11, 16; dll). Akan tetapi menurut Amos, hari TUHAN itu terhubung pada peristiwa penghancuran Kerajaan Israel Utara.

C.2. Makna Pemberitaan Amos bagi Umat Allah Masa kini

a). JANGAN BERPIKIR ALLAH MEMBELAMU, KARENA KAMU UMAT PILIHAN !

Banyak pengkhotbah menyesatkan umat melalui pengajarannya, seakan-akan orang kristen menerima hak istimewa sebagai anak TUHAN, tanpa bisa terlepas atau hilang. Hak istimewa itu akan dinikmati siapapun (orang kristen) yang menjalankan ibadahnya secara sempurna di dalam ritual keagamaan maupun pelayanan kemasyarakat, satu paket utuh ! Jika ia menjalankan ritual (liturgi) keagamaan tanpa kasih sayang dan perbuatan baik, maka ia akan dihukum bersama-sama orang fasik pada waktu TUHAN.

b). JALAN MENUJU SELAMAT

Menurut Nabi Amos, kalau kita (orang kristen) ingin masuk ke dalam masa depat yang diciptakan TUHAN, ia wajib melakukan 2 (dua) suruhan Allah : a). Carilah TUHAN dan beribadah kepadaNya (Ams. 5:4-6); dan b). Berbuat baik dengan menegakkan keadilanNya di bidang sosial (membagikan kesejahteraan kepada orang miskin => Amos 5 : 14 - 15).

Lakukanlah dengan setia, maka TUHAN menyelamatkan engkau pada hari Dia menyatakan kemuliaanNya

Salam Hormat dan Doaku


Tidak ada komentar:

Posting Komentar