Senin, 10 Oktober 2011

BAPTISAN DAN KATEKITASI - Sebua Uraian Analisis Untuk Mengenal Ajaran GPIB


Sahabat - sahabat Presbiter dan Warga GPIB, artikel ini berisikan analisa dan penjelasan saya mengenai TUGAS FUNGSIONAL GEREJA dan keluarga Jemaat sebagai KELUARGA ALLAH YANG MENJALANKAN MISI KRISTUS. Penjelasan ini terhubung pada pertanyaan : MENGAPA GPIB MENGHARUSKAN SESEORANG MENGIKUTI PROSES BELAJAR MENGAJAR (KATEKISASI) sebelum mengikuti SAKRAMEN PERJAMUAN TUHAN. Saya berharap artikel ini dapat membantu kalian memahami AJARAN GPIB. TUHAN memberkati kalian !

SAKRAMEN BAPTISAN

APAKAH SESEORANG MENERIMA ROHKUDUS     SEBELUM DIBAPTIS ATAUKAN SESUDAH DIBAPTIS

ditulis oleh
PENDETA ARIE A. R. IHALAUW

IV
TUGAS FUNGSIONAL GEREJA
PEMBIMBING DAN PENGAJAR

MANUSIA DISELAMATKAN OLEH ANUGERAH ALLAH KARENA IMAN KEPADA YESUS KRISTUS, DAN       BUKAN KARENA DIBAPTISKAN

KESAKSIAN ALKITAB  SEBAGAI LANDASAN PENGEMBANGAN GAGASAN

PESAN YESUS

PESAN YESUS UNTUK MEMBAPTISKAN
Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman." (MAT. 28 : 19 – 20).

CONTOH TERKAIT BAPTISAN ORANG DEWASA

1.      Lalu pergilah Naaman memberitahukan kepada tuannya, katanya: "Begini-beginilah dikatakan oleh gadis yang dari negeri Israel itu." Maka jawab raja Aram : "Baik, pergilah dan aku akan mengirim surat kepada raja Israel." Lalu pergilah Naaman dan membawa sebagai persembahan sepuluh talenta perak dan enam ribu syikal emas dan sepuluh potong pakaian….  Bukankah Abana dan Parpar, sungai-sungai Damsyik, lebih baik dari segala sungai di Israel ? Bukankah aku dapat mandi di sana dan menjadi tahir?" Kemudian berpalinglah ia dan pergi dengan panas hati. Tetapi pegawai-pegawainya datang mendekat serta berkata kepadanya : "Bapak, seandainya nabi itu menyuruh perkara yang sukar kepadamu, bukankah bapak akan melakukannya ? Apalagi sekarang, ia hanya berkata kepadamu: Mandilah dan engkau akan menjadi tahir." Maka turunlah ia membenamkan dirinya tujuh kali dalam sungai Yordan, sesuai dengan perkataan abdi Allah itu. Lalu pulihlah tubuhnya kembali seperti tubuh seorang anak dan ia menjadi tahir. (2 Rj. 5 : 4 – 5, 12 – 14).

2.      Mereka melanjutkan perjalanan mereka, dan tiba di suatu tempat yang ada air. Lalu kata sida-sida itu: "Lihat, di situ ada air; apakah halangannya, jika aku dibaptis?". Sahut Filipus: "Jika tuan percaya dengan segenap hati, boleh." Jawabnya: "Aku percaya, bahwa Yesus Kristus adalah Anak Allah." Lalu orang Etiopia itu menyuruh menghentikan kereta itu, dan keduanya turun ke dalam air, baik Filipus maupun sida-sida itu, dan Filipus membaptis dia. (KIS. 8 : 36 – 37).

TUGAS FUNGSIONAL GEREJA DALAM BIDANG PENGGEMBALAAN DAN PENGAJARAN

… untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus, sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus, sehingga kita bukan lagi anak-anak, yang diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran, oleh permainan palsu manusia dalam kelicikan mereka yang menyesatkan, tetapi dengan teguh berpegang kepada kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala. Dari pada-Nyalah seluruh tubuh, --- yang rapih tersusun dan diikat menjadi satu oleh pelayanan semua bagiannya, sesuai dengan kadar pekerjaan tiap-tiap anggota --- menerima pertumbuhannya dan membangun dirinya dalam kasih. (EPS. 4 : 13 – 16).

A.     PENDAHULUAN

Sebelum memasuki penjelasan tentang BAPTISAN DEWASA, maka saya mengajak pembaca untuk menelusuri alasan-alasan di balik SIKAP dan PANDANGAN GEREJA tentang praktik pembaptisan orang dewasa. Hal ini patut dilakukan supaya kita memperoleh kesan yang menyelutuh dan utuh tentang pemahaman tersebut.

B.     PESAN YESUS.

Penulis Injil Matius menuliskan tradisi di sekitar ucapan Yesus (logia tou Iesou) : “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman." (Mat. 28 : 19 – 20). Dari pesan itu kita menarik kesimpulan tentang tugas yang disuruh Yesus untuk dikerjakan oleh Gereja, yakni : “JADIKANLAH SEMUA BANGSA MURID-KU.” Bertolak dari pesan itu juga, maka Gereja menyusun perencanaan sebagai berikut :

B.1.   PERGILAH

   Gereja tidak menanti orang-orang datang membawa diri untuk menjadi murid Yesus, tetapi Gereja juga PERGI KELUAR melaksanakan tugas PEMBERITAAN sesuai pesan Yesus (Mrk. 16:15).  

B.2.   MEMBAPTISKAN.

Orang-orang yang mendengar pemberitaan Injil Kristus, jika mereka menjadi percaya dan mohon dibaptiskan, maka Gereja wajib melakukannya. Dengan kata lain, pembaptisan bukan hal yang harus dipaksakan, melainkan atas keputusan / permintaan orang berangkutan, karena Rohkristus bekerja  di dalam hati dan pikirannya.

B.3.   MENGAJARKAN.

         Di sinilah letak masalah yang dipergunjingkan oleh Gereja-Gereja masa kini : APAKAH SESEORANG DIBAPTIS BARULAH IA DIBAPTISKAN atau TANPA MENGIKUTI PROSES BELAJAR MENGAJAR ORANG TERSEBUT DIBAPTISKAN, MESKIPUN IA BELUM MENGENAL AJARAN YESUS. Masing-masing Gereja menetapkan dan memutuskan strategi pemuridan menurut interpretasinya sendiri. Dan, itulah yang disebut proses berteologi.

         Sehubungan dengan pemuridan Gereja – Gereja Reformasi Calvinis (khususnya di GPIB) menetapkan dan memutuskan untuk melakukan pengajaran terkait 2 (dua) hal :

a).  Jika yang bersangkutan telah dewasa namun belum dibaptiskan, maka ia wajib mengikuti proses belajar mengajar (katekisasi dewasa) sampai waktunya ditetapkan untuk menerima SAKRAMEN BAPTISAN sekaligus DITEGUHKAN IMAN (SIDI)-nya. Jadi sejak tahun 1986 GPIB tidak lagi mempraktikkan BAPTISAN BAGI ORANG DEWASA terpisah dari PENEGUHAN SIDI.

Sikap GPIB ini diputuskan berdasarkan pengalaman bergereja, bahwa sering karena kepentingan / kebutuhan (ingin kawin cepat, karena calon suami/isteri beragama lain), maka dilakukan pembabtisan tanpa membimbing yang bersangkutan mengenal Yesus. Akibatnya, setelah pemberkatan perkawinan terpenuhi, yang bersangkutan kembali ke keyakinannya semula.

b).  Gereja (khususnya GPIB) menetapkan pembaptisan anak atau anak-anak untuk meneruskan tradisi yang diwarisinya. Pembaptisan itu diikuti proses belajar mengajar. Ada 2 (dua) strategi / metode yang ditempuh Gereja :

·        PROSES BELAJAR-MENGAJAR dijalankan oleh keluarga Jemaat (bandingkan tugas orangtua dalam tradisi Israel -> Ul. 6:6-7).
·        PROSES BELAJAR MENGAJAR dilaksanakan Gereja membantu orangtua, yakni

a.      Pembinaan IBADAH MINGGU PELAYANAN ANAK (IMPA).
b.      Pembinaan Remaja (Ibadah Teruna).
c.       Pembinaan Pemuda (Ibadah Pemuda-Pemudi)
d.      KATEKISASI JEMAAT :

1)     KATEKISASI UMUM untuk para muda mudi berusia 17 tahun (Pelajar dan Mahasiswa ---> Baca PETUNJUK PELAKSANAAN GPIB tentang PESERTA BINA KATEKISASI).
2)     KATEKISASI KHUSUS untuk anggota jemaat dewasa yang belum dibaptis dan diteguh-sidikan, orang-orang yang beralih keyakinan agama, orang-orang yang karena pekerjaannya tidak dapat secara regular mengikuti Katekisasi Umum, orang yang memiliki keterbelakangan mental dan cacat ganda, dan sebagainya.

·        APAKAH TUJUAN GPIB UNTUK MELAKSANAKAN KATEKISASI ?

a). Gereja menetapkan dan memutuskan kebijakan ini wajib diikuti oleh semua anggotanya, sebelum berpartisipasi ke dalam pelayanan SAKRAMEN PERJAMUAN TUHAN.

b).  Melalui proses menafsirkan dan merumuskan ulang pesan Yesus tentang perihal “menjadi murid-Ku”, Gereja GPIB memahami bahwa pemuridan tidak saja terbatas pada rumusan “BERPINDAH AGAMA”, tetapi juga perihal MENJADI SEPERTI YESUS (dalam ungkapan Teologi : IMITATIO CHRISTITO BE LIKE CHRIST – ON BEING A CHRISTIAN). Dengan demikian Gereja GPIB memahami tugasnya hanya selaku pemberita dan pengajar yang membimbing seseorang untuk mengubah perilakunya, sedangkan perubahan sikap atau pembaharuan itu SANGAT tergantung pada PEKERJAAN ROH ALLAH semata-mata (bd. 1 Kor. 3 : 6 – 7). Jadi dengan demikian, Gereja GPIB menjalankan tugas fungsional dan perannya sebagai SAHABAT SEPERJALANAN bagi siapapun yang ingin memasuki masa depan baru yang diciptakan Allah.

c).  Gereja bukan mengartikan “menjadi murid-Ku” dalam arti : BERPINDAH AGAMA atau MENJADI KRISTEN secara hurufiah. Akan tetapi melalui KATEKISASI (proses belajar – mengajar secara formal) Gereja GPIB merealisasikan tujuannya selaku KELUARGA ALLAH YANG MELAKSANAKAN MISI YESUS KRISTUS, Tuhan dan Kepala Gereja dengan maksud dan tujuan untuk “untuk memperlengkapi orang-orang kudus agar mereka ikut berperan serta aktif (pro-aktif) dalam pekerjaanpelayanan dan pembangunan tubuh Kristus” (Eps. 4:12).

C.     AKHIR’ULKALAM

Artikel ini tidak bertujuan untuk memdebatkan manakah ajaran yang benar dan yang sesat. SEKALI-KALI TIDAK ! Artikel ini bermaksud menjelaskan perumusan TEOLOGI GPIB tentang PESAN YESUS untuk melanjutkan misi-Nya, yakni : BERITAKANLAH INJIL dan AJARKANLAH KEPADA MEREKA MELAKUKAN SEGALA SESUATU YANG TELAH KUPERINTAHKAN KEPADAMU.

Melalui cara ini diharapkan setiap Warga GPIB bisa memahami tugasnya selaku anggota KELUARGA ALLAH YANG MENGERJAKAN PEKERJAAN ALLAH SEBAGAIMANA PESAN YESUS (Yoh. 9:4). Dan jika karena pelaksanaan pekerjaan itu, saudara-saudara seiman dari denominasi Gereja lain maupun yang tidak seiman mempertanyakannya, maka Warga GPIB telah siap untuk mempertanggungjawabkan dan menguraikan sikap dan pandangan GPIB dengan sejelas-jelasnya, tetapi HARUSLAH DENGAN LEMAH LEMBUT DAN HORMAT, DAN DENGAN HATI NURANI YANG MURNI sesuai dengan nasihat Rasul Petrus (1 Pet. 3 : 15 – 17). Ingatlah :

JANGANLAH KAMU BERDEBAT UNTUK MENCARI KEMENANGAN, SEBAB HAL ITU TIDAK DIKEHENDAKI ALLAH. TETAPI JIKA KAMU DIMINTA UNTUK MENJELASKAN, LAKUKANLAH ITU SESUAI KEMAMPUANMU SERTA DOAKANLAH MEREKA, SUPAYA ROHKUDUS MEMBUKA HATI DAN PIKIRAN MEREKA UNTUK MENGERTI PENJELASANMU. PERCAYALAH, ROHKUDUS AKAN BEKERJA SAMA SEPERTI IA MENGUBAH HIDUP SAULUS MENJADI PAULUS. JANGANLAH KAMU MERUSAKKAN PEKERJAAN ALLAH KARENA INGIN MEMENANGKAN PERDEBATAN, TETAPI BERILAH KESEMPATAN KEPADA ROH ALLAH UNTUK MELAKUKAN APA YANG KAMU HARAPKAN DAN YANG KAMU DOAKAN. TUHAN AKAN MEMBERKATI PEKERJAANMU DEMI KEMULIAAN NAMA-NYA DAN BAGI KESELAMATAN SESAMAMU.

SELAMAT MENYIMAK !

BERSAMBUNG --->

SAKRAMEN BAPTISAN

APAKAH SESEORANG MENERIMA ROHKUDUS     SEBELUM DIBAPTIS ATAUKAN SESUDAH DIBAPTIS

ditulis oleh
PENDETA ARIE A. R. IHALAUW

III
PEMBATISAN ORANG DEWASA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar