SAKRAMEN BAPTISAN
APAKAH SESEORANG MENERIMA ROHKUDUS SEBELUM DIBAPTIS ATAUKAN SESUDAH DIBAPTIS
ditulis oleh
PENDETA ARIE A. R. IHALAUW
II
BAPTISAN YESUS
A. PENDAHULUAN
Baptisan Yohanes yang diikuti oleh Tuhan Yesus sangat menarik untuk dibahas. Kemukakanlah beberapa pertanyaan sederhana :
1. Mengapa Yesus yang adalah Tuhan dan Allah memberi diri-Nya dibaptis oleh Yohanes ?
2. Pada saat Yesus selesai diselamkan, Roh Allah turus seperti burung merpati dan terdengarlah suara : “Inilah Anak-Ku, Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nya Aku berkenan”. Apakah makasudnya kalimat itu ?
3. Apakah Roh Allah masuk ke dalam diri Yesus sebelum atau sesudah Ia dibaptiskan ?
4. Yesus dibaptiskan dengan CARA diselamkan. Apakah itu berarti Ia memerintahkan Gereja wajib membaptiskan dengan cara penyelaman ?
Masih banyak pertanyaan lagi yang dapat dikemukakan terkait Baptisan Yesus, jikalau dihubung-hubungkan dengan pekerjaan Gereja sekarang ini. Akan tetapi saya tidak bertujuan membahasnya. Tulisan ini bertujuan untuk menjelaskan BAPTISAN YESUS, agar kita mengerti benar akan kesaksian Alkitab tentang pekerjaan Allah yang dilakukan oleh Tuhan Yesus.
B. KESAKSIAN ALKITAB
Injil – Injil Sinoptis (Markus – Matius – Lukas) menggunakan satu sumber cerita / narasi terkait Baptisan Yesus (Mat. 3 : 13–17; Mrk. 1 : 9–11; Luk. 3 : 21–22; bd. Yoh. 1 : 32–34).
Maka datanglah Yesus dari Galilea ke Yordan kepada Yohanes untuk dibaptis olehnya. Tetapi Yohanes mencegah Dia, katanya : "Akulah yang perlu dibaptis oleh-Mu, dan Engkau yang datang kepadaku ?" Lalu Yesus menjawab, kata-Nya kepadanya: "Biarlah hal itu terjadi, karena demikianlah sepatutnya kita menggenapkan seluruh kehendak Allah." Dan Yohanespun menuruti-Nya. Sesudah dibaptis, Yesus segera keluar dari air dan pada waktu itu juga langit terbuka dan Ia melihat Roh Allah seperti burung merpati turun ke atas-Nya, lalu terdengarlah suara dari sorga yang mengatakan : "Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan." (Mat. 3 : 13–17)
Sebelum pembaptisan-Nya terjadi debat kecil antara Yohanes Pembaptis dan Yesus (Mat. 3 : 14-15a). Yohanes Pembaptis menolak permintaan Yesus, namun akhirnya ia melakukan pembaptisan, karena Yesus berkata : “Biarlah hal itu terjadi, karena demikianlah sepatutnya kita menggenapkan seluruh kehendak Allah.” Narasi tentang debat Yesus contra Yohanes Pembaptis hanya dituliskan dalam Injil Matius, sedangkan tidak tidak diceritakan Injil Markus dan Injil Lukas (Mrk. 1 : 9–11; Luk. 3 : 21–22). Mengapa penulis Matius tertarik mencatat perdebatan tersebut ? Sebab di dalam Jemaat Kristen di Antiokhia-Siria (di mana Matius menjadi salah satu pemimpinnya), sedang terjadi perselisihan (cuture-shock) antara warga Jemaat Kristen-Israeli contra Jemaat Kristen non-israeli tentang fungsi dan status Hukum Taurat dalam kehidupan persekutuan umat perjanjian yang baru.
Menurut Jemaat Kristen non-israeli, manusia hanya diselamatkan bukan karena melakukan Hukum Taurat, tetapi diselamatkan oleh anugerah Allah (save by grace) di dalam iman kepada Yesus-Kristus (save by faith). Oleh karena itu, Jemaat Kristen tidak perlu tidak perlu disunat, dan tidak wajib melakukan Hukum Taurat, sebab Yesus telah menggenapi semuanya. Sementara Jemaat Kristen-israeli berpendapat, oleh karena Yesus telah menggenapi Hukum Taurat dan Sunat, maka para pengikut-Nya wajib meneladani perbuatan-Nya. Perselisihan itulah yang mendorong Matius menuliskan perdebatan Yesus contra Yohanes Pembaptis, supaya warga Jemaat Kristen di Antiokhia-Siria didamaikan. Dengan menuliskan perdebatan itu, penulis Matius ingin menasihati :
· Warga Jemaat Kristen non-israeli, bahwa maksud kedatangan Yesus bukan untuk “… untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi…, melainkan untuk menggenapinya.” (Mat. 5:17);
· Sebaliknya, penulis Matius juga mengingatkan warga Jemaat Kristen-Israel, “Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari pada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga.” (Mat. 5:20); artinya, warga Jemaat Kristen-Israeli tahu persis, bahwa kriteria Agama Israel yang dipakai untuk mengukur seseorang masuk ke dalam Kerajaan Sorga adalah perihal melakukan tuntutan Hukum Taurat dan Sunat. Jikalau Ahli Taurat saja tidak diselamatkan Allah, karena melanggar tuntutan Hukum Taurat, terlebih lebih lagi umat yang tidak memahami tuntutan Taurat itu. Jadi, agar umat bisa masuk ke dalam Kerajaan Surga, mereka harus berbuat lebih baik dari ahli Taurat.
· Lantas apakah ucapan Yesus yang patut diteladani oleh Warga Jemaat Kristen-israeli maupun non-israeli di Antiokhia-Siria ? --- YESUS BERKATA : “Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu; karena dengan demikianlah, kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di sorga,… Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna” (Mat. 5:44,45,48).
Hal itulah yang dimaksudkan penulis Matius dalam kalimat : “untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi…, melainkan untuk menggenapinya.” Artinya : inti Hukum Taurat itu adalah KASIH. Jika warga Jemaat Kristen-Israeli ingin melakukan segala tuntutan Taurat, biarlah itu dilakukan karena MENGASIHI ALLAH, dan jika warga Jemaat Kristen non-israeli tidak mau menggenapi tuntutan Taurat, hendaklah mereka melakukannya karena MENGASIHI ALLAH; dan, oleh karena itu, baik Jemaat Kristen-israeli maupun non-israeli SALING MENGASIHI (Mat. 22:37-40). Dengan cara hidup demikianlah mereka semua mengucap syukur atas ANUGERAH KESELAMATAN YANG DIBERIKAN OLEH ALLAH MELALUI DAN DI DALAM KARYA YESUS.
C. PERELEVANSIAN KERUGMA MATIUS BAGI PEMBANGUNAN GERAKAN EKUMENIS.
Dalam uraian terdahulu telah dikatakan, bahwa warga Jemaat Kristen Karismatik – Pentakostal telah menyerang Warga Kristen Katolik (?) dan Protestan, bahwa CARA BAPTISAN yang digunakan tidaklah sesuai dengan BAPTISAN YESUS. Dan, oleh karena itu, belum menerima ROH ALLAH. Sebaliknya, Warga Kristen Protestan dan Katolik melakukan pembelaan diri dengan menegaskan, Alkitab tidak memberikan bahwa Yesus menetapkan CARA BAPTISAN YOHANES sebagai satu-satunya cara yang wajib dipraktikkan sebagaimana yang ditegaskan oleh Jemaat Kristen Karismatik – Pentakostal. Polemik tentang CARA BAPTISAN akan merugikan persekutuan umat kristen di Indonesia. Sebab antikristus dan para pengikutnya akan menertawakan orang kristen di Indonesia.
Perbedaan pendapat tentang CARA BAPTISAN itu patut diselesaikan di meja perundingan dalam suasana KASIH PERSAUDARAAN yang dituntun oleh Rohkristus. Yang benar adalah Allah menyelamatkan siapapun oleh Anugerah dalam iman kepada Yesus. CARA BAPTISAN tidak menyelamatkan siapapun ke dalam kerajaan Allah : hanya oleh anugerah dan iman. Oleh karena itu, demi kemuliaan Allah dan KASIH PERSAUDARAAN yang dituntut oleh Yesus, hendaklah orang Kristen berdamai serta bersama-sama memberitakan Injil Kristus menurut caranya masing-masing. Bukan karena CARA BAPTISAN kita diselamatkan Allah, tetapi karena iman kepada Yesus Kristus yang diwujudnyatakan dalam perbuatan baik (Mat. 7:21-22; Yak. 1:19-27; 1 Kor. 13:1-2). Jadilah pelaku firman dan hendaklah kamu saling mengasihi (Yoh. 15:17). Itulah yang dikehendaki Yesus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar