Jumat, 07 Oktober 2011

PERLUKAH ORANG YANG SUDAH DIBAPTIS MENERIMA BAPTISAN ULANG ?


PENGANTAR

Sahabat – Sahabatku : Warga dan Pejabat Gereja GPIB, yang kukasihi di dalam Kristus Yesus !

Akhir – akhir ini warga GPIB digelisahkan oleh aktivitas dari aliran kekristenan tertentu yang mengajarkan BAPTISAN SELAM sebagai CARA untuk menerima ROH ALLAH. Ajaran dan kegiatan itu telah menyesatkan beberapa orang di dalam persekutuan Jemaat-Jemaat GPIB, sehingga mereka memberi diri untuk DIBAPTISKAN ULANG, termasuk pada saat berwisata ke Sungai Yordan.  Oleh karena alasan tersebut, maka saya : PENDETA ARIE. A. R. IHALAUW atas otoritas Kristus yang saya terima melalui penumpangan tangan hamba-hamba-Nya, merasa terpanggil untuk menjelaskan keyakinan iman pribadi berdasarkan PEMAHAMAN IMAN GPIB terhadap kesaksian KITAB SUCI KRISTEN mengenai BAPTISAN SELAM dan PEMBAPTISAN ULANG. Artikel ini adalah sebuah uraian apologetic, di mana saya memberikan jawaban kepada siapapun yang melakukan dan mengajarkan BAPTISAN SELAM dan PEMBAPTISAN ULANG. Kiranya artikel ini dapat membantu kita memahami PEMAHAMAN IMAN yang diajarkan oleh GPIB berdasarkan kesaksian KITAB SUCI KRISTEN. Kiranya Allah menganugerahkan Roh-Nya yang tidak terbatas ke dalam akalbudi dan hati nurani kita, membuat kita mengenal Dia dan Firman-Nya yang bekerja menyelamatkan kita dari dunia yang jahat ini.

PERTANGGUNGJAWABAN IMAN
YANG KUTULISKAN BERDASARKAN OTORITAS PENGURAPAN
DAN MENURUT KESAKSIAN ALKITAB TENTANG

HARI SABTU, 08 0KTOBER 2011

SAKRAMEN BAPTISAN

APAKAH SESEORANG MENERIMA ROHKUDUS          SEBELUM DIBAPTIS ATAUKAN SESUDAH DIBAPTIS

ditulis oleh
PENDETA ARIE A. R. IHALAUW

A.     PENDAHULUAN

Akhir – akhir ini muncul berbagai ajaran yang menyesatkan pemahaman Warga Gereja tentang fungsi dan peran ROH ALLAH dan BAPTISAN KUDUS. Beberapa orang telah mempertanyakan : apakah seseorang menerima Roh Allah sebelum ia dibaptiskan ataukah sesudah ia dibaptiskan. Jika mengkaji secara cermat persoalan tersebut, sesungguhnya, kita akan menemukan pertanyaan-pertanyaan lain yang lebih kritis lagi, antara lain :

I.    SAKRAMEN DALAM GEREJA
     
      Sejak Reformasi dilancarkan oleh rahib Dr. Marthin Luther di Jerman, dan dilanjutkan oleh Yohanes Calvin, Gereja-Gereja Calvinis menetapkan 2 (dua) Sakramen wajib yang diberlakukan, yakni :

a).  SAKRAMEN BAPTISAN, dan
b).  SAKRAMEN PERJAMUAN TUHAN

SAKRAMEN DAN FIRMAN ALLAH.  SAKRAMEN itu sama nilai dan sama derajatnya dengan PEMBERITAAN FIRMAN ALLAH. Dengan kata lain, pelayanan SAKRAMEN merupakan Pemberitaan Firman Allah dalam perbuatan / tindakan konkrit (AKTA). SAKRAMEN adalah FIRMAN YANG DIWUJUDKAN DALAM TINDAKAN GEREJA.  
DASAR PELAKSANAAN SAKRAMEN. Penyelenggaraan pelayanan Sakramen Gereja diadakan berdasarkan pesan / perintah Tuhan Yesus :

a).  BAPTISAN KUDUS

1.   PESAN YESUS SEBAGAI DASAR PELAYANAN SAKRAMEN BAPTISAN

Penulis Injil Matius, mencatat tradisi di sekitar ucapan Yesus tentang perintah untuk membaptiskan, yang masih diceritakan oleh pengikut-Nya pada saat itu. Tujuannya untuk meyakinkan warga Jemaat, bahwa Yesus menyuruh Gereja melakukan pembaptisan atas orang yang akan menjadi pengikut-Nya. Catatan penulis Injil Matius berbunyi :  

Yesus mendekati mereka dan berkata : "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman." (Mat. 28 : 18 – 20).

2.   PELAKSANA / PENYELENGGARA BAPTISAN

2.1. Perintah untuk membaptiskan diberikan oleh Yesus kepada Gereja.

Apakah dasarnya ? Penulis Injil Matius menuliskan ucapan Tuhan Yesus yang berbunyi : Akupun berkata kepadamu : Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya. (Mat. 16:18).

·     Pertama, Tuhan Yesus adalah Pemilik Gereja / Jemaat (Yun. ekklesia), sebab Dialah yang membangun dan membentuknya (bd. 1 Kor. 3:11). Jadi, pertama-tama istilah Gereja / Jemaat berarti persekutuan orang-orang percaya yang setia kepada Tuhan Yesus.

·     Kedua, kuasa (otoritas) diberikan Tuhan Yesus kepada setiap orang percaya yang setia melaksanakan pekerjaan-Nya.

·     Ketiga, sebelum Tuhan Yesus kembali ke dalam kemuliaan sorgawi, Dia memberikan tugas pemerintahan dan penggembalaan kepada para MURID / RASUL–Nya (Mat. 16:17). Kepemimpinan mereka disebut kepemimpinan karismatik. Artinya, mereka memimpin Jemaat berdasarkan kuasa yang dikaruniakan langsung oleh Tuhan Yesus. Dan, anggota-anggota Jemaat menghormati mereka sebagai SAKSI MATA dari kehidupan Tuhan Yesus.

·     Keempat, BAGAIMANAKAH KEPEMIMPINAN GEREJA – JEMAAT SETELAH KEMATIAN PARA MURID / RASUL ? Masalah bermunculan ketika para MURID / RASUL Yesus telah meninggal dunia. Siapakah yang akan melaksanakan / menyelenggarakan sakramen Baptisan dan Perjamuan ? Untuk menjawab persoalan ini Paulus menuliskan pendapatnya : “Tetapi bagaimana mereka dapat berseru kepada-Nya, jika mereka tidak percaya kepada Dia ? Bagaimana mereka dapat percaya kepada Dia, jika mereka tidak mendengar tentang Dia. Bagaimana mereka mendengar tentang Dia, jika tidak ada yang memberitakan-Nya ? Dan bagaimana mereka dapat memberitakan-Nya, jika mereka tidak diutus ?” (Rom. 10:14-15). Dari pernyataan Paulus tersebut, kita memperoleh kesan, bahwa ada orang-orang tertentu dalam Gereja/Jemaat yang ditunjuk dan diutus memberitakan Injil. Mereka ini disebut pemberita Injil atau penginjil (Yun. euanggelos; Ibr. mal’khut, malakh -> Eps. 4:11 -> “Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar). Oleh Paulus dikatakan, bahwa Tuhan Yesus (Eps. 4:11 menggunakan kata “IA”) yang memberikan otoritas-Nya kepada Gereja/Jemaat yang kemudian mengangkat dan memberi kuasa (otoritas) itu kepada orang-orang yang menerima karunia Rohkristus  untuk melaksanakan JABATAN FUNGSIONAL sebagai rasul, nabi, pemberita Injil, gembala dan pengajar (bd. Rom. 12:6-8). Mereka itulah yang menyelenggarakan seluruh ritual ibadah umat kepada Allah.

2.2. GEREJA DIWAKILI OLEH PEJABAT – PEJABATNYA.

Penulis Injil Matius menyadari, bahwa warga Jemaat Kristen yang dipimpinnya sangat bersemangat untuk melakukan pemberitaan Injil Kristus (Penginjilan). Dan banyak orang non-israeli telah menjadi percaya. Persoalannya : apakah warga jemaat dapat membaptiskan orang-orang itu ? Untuk mengatasi kesalah-pahaman ini, penulis Injil Matius menceritakan ulang perjumpaan terakhir Yesus dengan murid-muridnya, katanya :

Dan kesebelas murid itu berangkat ke Galilea, ke bukit yang telah ditunjukkan Yesus kepada mereka. (Mat. 28:16)

      Melalui kalimat itu penulis Injil Matius ingin menegaskan, bahwa Yesus mengangkat dan mengutus MURID-MURID, yang adalah RASUL-RASUL, untuk melaksanakan pekerjaan-Nya. Dengan demikian, meskipun warga jemaat giat memberitakan Injil, tetapi pembaptisan dilakukan oleh para MURID / RASUL Yesus. Otoritas (kwibawaan Kristus) yang diembani para MURID / RASUL diyakini berdasarkan ucapan Yesus : “Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga” (Mat. 16:19).

3.   APAKAH TUHAN YESUS PERNAH MEMBAPTISKAN PENGIKUT-NYA ?

      Penulis – penulis Alkitab Perjanjian Baru, khususnya Injil – Injil, serta tulisan-tulisan lainnya tidak pernah menyebutkan, bahwa Tuhan Yesus membaptiskan salah seorang dari antara para murid maupun pengikut-Nya. Oleh karena itu, tidak boleh seorang TEOLOG maupun orang Kristen menyatakan BAPTISAN SELAM adalah CARA yang ditentukan oleh Tuhan Yesus untuk dilakukan Gereja / Jemaat.

II.   BAPTISAN YOHANES -> Baptisan Selam = Baptisan Orang Dewasa = Baptisan Pertobatan

II.1.   Apakah CARA PERMANDIAN / PEMBAPTISAN yang dipakai oleh Yohanes Pembaptis untuk membaptiskan orang ?

Pernyataan Aliran Kristen Karismatik dan Pentakostal : BAPTISAN YANG DIWAJIBKAN OLEH ALKITAB ADALAH BAPTISAN SELAM.

KEBERATAN : Yohanes Pembaptis, sepupu Tuhan Yesus, bukanlah pencetus gagasan tentang BAPTISAN SELAM. Yohanes Pembaptis hanya mengikuti TRADISI YAHUDI yang sudah dilakukan sepanjang 2 (dua) abad sebelum kelahirannya maupun kelahiran Tuhan Yesus.

Jika kita menelusuri sejarah BAPTISAN SELAM,  maka kita akan menemukan maknanya, bahwa itu BAPTISAN SELAM dilakukan atas orang-orang non-israeli, sebelum mereka menjadi warga kerajaan Israel. Baptisan seperti itu disebut BAPTISAN PROSELITOS. Sesudah seorang asing menerima BAPTISAN PROSELIT, kemudian ia harus disunat menurut ketentuan Hukum Taurat.

II.2.   Apakah TUJUAN yang terkandung dalam BAPTISAN YOHANES ?

Pernyataan Aliran Kristen Karismatik dan Pentakostal : ORANG YANG DIBAPTISKAN DENGAN CARA DISELAMKAN SECARA OTOMATIS MENERIMA ROHKUDUS; DAN OLEH KARENA ITU, SEMUA ORANG YANG DIBAPTISKAN DENGAN CARA DIPERCIK WAJIB DIBAPTISKAN ULANG.

KEBERATAN : Menyimpang dari butir II.1. di atas, Yohanes Pembaptis memaknai BAPTISAN PROSELITOS sebagai BAPTISAN UNTUK PERTOBATAN DAN PENGAKUAN DOSA (Mat. 3: 5-6 -> Maka datanglah kepadanya penduduk dari Yerusalem, dari seluruh Yudea dan dari seluruh daerah sekitar Yordan. Lalu sambil mengaku dosanya mereka dibaptis oleh Yohanes di sungai Yordan). Dengan demikian, Alkitab tidak pernah memberikan kesaksian, bahwa orang-orang yang dibaptis dengan cara diselamkan menerima ROH ALLAH, tetapi sebaliknya, mereka bisa dibaptis, jika mengakui kesalahan dan dosanya.

Yohanes Pembaptis sendiri mengakui, bahwa “Aku membaptis kamu dengan air sebagai tanda pertobatan, tetapi Ia yang datang kemudian dari padaku lebih berkuasa dari padaku dan aku tidak layak melepaskan kasut-Nya. Ia akan membaptiskan kamu dengan Roh Kudus dan dengan api.” (Mat. 3:11). BAPTISAN SELAM yang dipraktikkannya hanyalah sebagai TANDA PERTOBATAN, bukan untuk menerima Roh Allah. Mengapa ? Sebab ia tidak memiliki KUASA sebagaimana yang dimiliki oleh “Ia yang datang kemudian,” yaitu : YESUS.

Oleh karena itu, jika berpegang teguh (konsisten) pada kesaksian Alkitab, berarti kita patut berkata : “SEMUA ORANG YANG DIBAPTISKAN DENGAN CARA DISELAMKAN ADALAH PENDOSA YANG BERTOBAT, DAN BELUM MENERIMA ROH ALLAH.”

KESIMPULAN

i.    Alkitab Perjanjian Baru (APB) menuliskan, bahwa sepanjang masa kerja-Nya Tuhan Yesus tidak pernah membaptiskan seorang murid maupun pengikut-Nya.

ii.   APB tidak menuliskan, bahwa sepanjang masa kerja-Nya Tuhan Yesus pernah menyatakan BAPTISAN SELAM adalah CARA yang dikehendaki-Nya.

iii.  APB hanya menegaskan, bahwa Tuhan Yesus menyatakan rumusan pembaptisan : “Dalam nama BAPA, dan ANAK dan ROHKUDUS”. Hal itu berarti, bahwa tiap Gereja dapat menentukan CARA PEMBAPTISAN menurut tradisinya masing-masing; akan tetapi RUMUSAN PERNYATAAN-nya tidak boleh berbeda dan tidak boleh diubah.

BERSAMBUNG---->

3.   BAPTISAN ANAK

1 komentar: