Selasa, 18 Oktober 2011

Materi Bina Bgn III PEMBERITAAN FIRMAN (Renungan) untuk disampaikan dalam PEMBINAAN di GPIB Jemaat MARANATHA - Balikpapan


      Sahabat - sahabat, khususnya Majelis Jemaat GPIB MARANATHA di Balikpapan. Saya memasukan BAHAGIAN III dari serial pembinaan terkati PEMBERITAAN FIRMAN ([enyusunan renungan), untuk digandakan dan dibagikan kepada peserta bina, supaya mereka mempersiapkan diri sebelum masuk ke dalam pembinaan nanti. Materi Bina bahagian III ini telah selesai. Salam hormat saya.

C.     MEMPERSIAPKAN PEMBERITAAN FIRMAN

C.1. Konteks Pemberitaan Firman

Sebelum seorang pemberita menyampaikan firman, ia patut memikirkan beberapa hal, antara lain :

a. Berdoalah mohon pimpinan Allah, lalu bacalah perikop Alkitab itu berulang-ulang (jangan satu kali).

b. Keluarga yang dijadwalkan menerima kebaktian :

·        Situasi keluarga : hubungan suami-isteri dan anak-anak.
·        Pekerjaan suami isteri, pendidikan anak-anak, dan lain-lain.
·        Masalah yang sedang dihadapi keluarga : ekonomi, pendidikan anak, hubungan dengan lingkungan setempat, dan lain-lain.

c.  Kondisi sosial yang sedang dirasakan umat.

·        Perhatikan keragaman latar belakang sosial dari peserta kebaktian (terutama latar belakang pendidikan).
·        Perhatikan masalah sosial yang mempengaruhi spiritualitas umat (pendengar berita).
·        Uraikan contoh  yang dapat membangun ketertarikan umat / pendengar akan isi pemberitaan.

C.2. Firman Allah dan Renungan

2.a. Membedakan Firman Allah dan Renungan

Kita perlu membedakan dan memisahkan Renungan dari Firman Allah. Renungan bukan Firman yang diucapkan / diturunkan langsung oleh Allah. Renungan merupakan uraian teologis yang dikerjakan pemberita tentang tulisan-tulisan yang berintikan Firman Allah di dalam Alkitab. Penjelasan tersebut patut dilakukan, agar seorang pemberita tidak serta merta menyatakan, bahwa seluruh perkataan yang diucapkan adalah sama dengan Firman Allah.

2.b.`Pentafsiran Firman Allah

Bacalah uraian terkait tentang Otoritas Pemberitaan Firman pada butir Tujuan dari penjelasan di atas.

2.b. Status dan fungsi Renungan dalam Pembangunan KELUARGA ALLAH

        Pertama, harus diakui bahwa renungan tidak identik dengan firman Allah (direct-sentence). Ia merupakan uraian tafsiran tentang inti ucapan ilahi/firman Allah yang tertulis di dalam Alkitab (APL – APB).

        Kedua, jika Gereja / Jemaat menyatakan : “Renungan adalah Firman Allah,” maka pernyataan itu dipahami dari latarbelakang berpikir sebagai berikut :

i.    Renungan itu adalah uraian atau kupasan tentang kesaksian Alkitab.
ii.   Mendahului pembacaan Alkitab, persekutuan-orang-percaya-yang-setia menaikkan doa kepada Allah untuk memohonkan ROHKUDUS, agar membimbing mereka mendalami kekayaan Firman Allah yng tertulis di dalam Alkitab. Itu berarti, Gereja mengakui / mengaminkan otoritas Allah yang berfirman juga pekerjaan Roh-Nya, sekaligus mengimani renungan yang disampaikan sebagai bahagian yang tidak terpisahkan Firman yang diberitakan secara lisan.

C.3. Penyusunan Renungan

3.a. Kerangka Renungan dikelompokkan ke dalam 3 (tiga) unsur pokok :

i.  PENGANTAR

* Pengantar ke dalam renungan berisikan uraian tentang situasi-kondisi sosial yang sedang dihadapi pendengar.

*  Uraian dijadikan “jembatan / jalan masuk” supaya menarik perhatian pendengar tentang uraian yang dilakukan atas perikop / ayat bacaan.

ii. ISI

*  Uraian eksegesis. Uraian ini merupakan penjelasan pelayan firman sehubungan dengan ayat / kata kunci yang ditemukan dalam perikop / ayat-ayat bacaan.

*  Perelevansian/Penerapan/Aplikasi. Dalam bahagian ini pelayan firman mengajak pendengar menyimak agar mengerti pesan Allah sebagai petunjuk untuk menjalani kehidupan di tengah berbagai tantangan yang sedang dan akan dihadapi. Penjelasan ini juga mengandung janji Allah yang mmberikan kekuatan dan pemeliharaan atas kehidupan umat-Nya.

iii.         PENUTUP

*  Kesimpulan. Pelayan firman memberikan beberapa alternatif pilihan sesuai naskah perikop / ayat-ayat bacaan berdasarkan pentafsirannya.

*  Pengutusan. Pelayan firman menghimbau pendengar untuk melakukan firman Allah dalam aktifitas sesehari.

3.b. Langkah – Langkah Penyusunan Renungan

b.1. LANGKAH I

1)     Berdoalah mohon pimpinan Allah
2)     Bacalah perikop Alkitab itu berulang-ulang (jangan satu kali)
3)     Garis bawahi ayat atau kata-kata penting (kunci) yang perlu diperhatikan
4)     Ambillah kertas kosong dan tuliskan ayat-ayat atau kata-kata penting (kuncil)

b.2. LANGKAH  II

i.   Contoh membaca dan menafsirkan perikop / ayat-ayat bacaan .

"Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu. 25. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu. 26. Tetapi setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan tidak melakukannya, ia sama dengan orang yang bodoh, yang mendirikan rumahnya di atas pasir. 27. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, sehingga rubuhlah rumah itu dan hebatlah kerusakannya." 28. Dan setelah Yesus mengakhiri perkataan ini, takjublah orang banyak itu mendengar pengajaran-Nya, 29. sebab Ia mengajar mereka sebagai orang yang berkuasa, tidak seperti ahli-ahli Taurat mereka (MAT. 7 : 24 – 29).

ii.  Mencari dan menemukan Ayat / Kata Kunci (eksegese)

Masalah : Bagaimanakah membangun rumahtangga dan membentuk kepribadian – karakter anak menyongsong masa depan ?

Ayat 24. :  CARA membangun rumah / keluarga / kepribadian

                     a). Dengarkan perkataanKu dan melakukannya.            )
                     b). Sama dengan orang yang bijaksana.                          ) CARA
                     c). Yang mendirikan rumah.                                               ) MEMBANGUN
                     d). Di atas batu.                                                                   )

                    Ayat 25. : Tantangan dalam Pekerjaan
                     a.   Hujan,  )
                     b.   Banjir   ) TANTANGAN DALAM PEKERJAAN
                     c.   Badai    )

Kata-kata kunci itu dikaitkan dengan realitas pekerjaan yang dilakukan oleh tiap orang yang ingin membangun rumahtangga.

b.3. LANGKAH III
       
        Untuk menyusun perelevansian/penghayatan/aplikasi dalam sebuah renungan, pelayan firman perlu menjelasakan pertanyaan-pertanyaan ini :

i.   Mengapa Yesus menjelaskan Matius 7 : 24 – 27 ?
ii.  Apakah inti (pokok) ucapan dalam perikop tersebut ?
iv. Bagaimanakah ucapan Yesus ditetapkan dalam aktifitas pendengar ?
v.  Apakah keuntungan pendengar, jika mereka melakukannya ?

b.4. LANGKAH IV

        Pelayan firman merumuskan semua hasil perenungan ke dalam kesimpulan, dengan tujuan : mengajak pendengar melakukan firman Allah dalam kontek yang telah diuraikan pada PENGANTAR RENUNGAN.

C.4. Jenis Ibadah dan Renungan

4.a. Kebaktian Hari Minggu,
4.b. Kebaktian Rumahtangga,
4.c.  Kebaktian Pelepasan dan Pemakaman,
4.d. Kebaktian Penghiburan dalam dukacita
4.e. Kebaktian Ucapan Syukur Umat :

i.    Setelah Dukacita.
ii.   Ulangtahun Perkawinan atau Panjang Umur.
iii.  Masuk Rumah Baru.
iv.  Setelah sembuh dari sakit.
v.   Naik Pangkat / Jabatan / Lulus – Wisuda.
vi.  Pengutusan dalam rangka mutasi kerja.
vii  Dan ibadah lain-lainnya

   Sifat renungn sangat ditentungan oleh tujuan ibadah / kebaktian dengan mengingar pesertanya.

C.5. Penggunaan Bahasa, Durasi Waktu, Visualisasi dan Ilustrasi.

5.1. PENGGUNAAN BAHASA

a.  Bahasa Indonesia yang dipakai wajib memenuhi standar baku (struktur bahasa) yang benar.
b. Bahasa perlu komunikatif dan sederhana disesuaikan dengan peserta kebaktian yang hadir.
c.  Untuk memudahkan pelayan firman, sebaiknya seluruh renungan diketik rapih dan dibaca berulang-ulang sebelum disampaikan.

5.2. DURASI WAKTU

Durasi waktu penyampaian renungan, sekurang-kurangnya, 20 – 25 menit, jika hal itu dipandang perlu.

5.3. VISUALISASI

a.  Memang visualisasi diperlukan dalam penyampaian, akan tetapi mengingat jangan sampai terjadi kekeliruan, maka sebaiknya visualisasi (bahasa tubuh) dikurangi.
b. Pelayan firman wajib menguasai “tanda baca, intonasi dan aksentuasi” berbahasa, agar tidak membosankan.

5.4. PENGGUNAAN ILUSTRASI

a.  Penggunaan ilustrasi bertujuan memudahkan dan mengantar pikiran pendengar untuk mengerti firman Allah yang direnungkan.
b. Sebaiknya ilustrasi ini dikutip dan dikembangkan dari perikop / ayat-ayat Alkitab yang akan diuraikan.
c.  Jika dalam perikop / ayat-ayat yang dikutip tidak terdapat ilustrasi, barulah pelayan firman membuat ilustrasi sendiri, dengan memperhatikan makna pemberitaan. Hal ini perlu diperhatikan, agar jangan sampai perhatian pendengar tertuju pada cerita ilustrasi, sehingga makna firman yang diberitakan menjadi tidak berarti / hilang fungsinya.

D.     PERLENGKAPAN PEMBINAAN

D.1.  Peserta Bina wajib membawa Alkitab, Sabda Bina Umat, Sabda Guna Kridha dan Sabda Guna Dharma.
D.2.  Peserta Bina wajib membawa alat-alat tulis : buku catatan, pencil/pena dan stabilo.

C.     AKTIFITAS DALAM PEMBINAAN

Jika ada kelonggaran waktu, maka moderator akan berbuat :

E.1. Memberikan kesempatan bertanya sebanyak 2 (dua) sesi yng terdiri dari 5 (lima) orang penanya (MEKANISME DISKUSI DAN PEMERATAAN KESEMPATAN).
E.2. Pertanyaan patut terhubung pada materi bina yang disajikan (PENDALAMAN MATERI BINA).
E.3. Jika tersisa waktu luang, maka moderator membagikan kelompok kerja untuk menyusun renungan sesuai perikop bacaan yang ditentukan di bawah ini.

SEGALA SESUATU YANG KAMU LAKUKAN DALAM PERKATAAN ATAUPUN PERBUATAN, LAKUKANLAH SEMUANYA ITU SAMBIL MENGUCAP SYUKUR KEPADA ALLAH, BAPA KITA, DI DALAM NAMA TUHAN YESUS KRISTUS

KOLOSE 3 : 17

SELESAI

MEDAN – SUMATERA UTARA
Selasa – 18 Oktober 2011

Ditulis oleh

PENDETA ARIE ARNOLD REMALS IHALAUW

Tidak ada komentar:

Posting Komentar