KEJADIAN 2 : 21 – 25
ARIE IHALAUW
PENDAHULUAN
1. SEJARAH PENULISAN
1.1. Kitab Kejadian merupakan kumpulan cerita – cerita tentang berbagai peristiwa dari orang – rang tertentu atau sekelompok orang, yang terkait langsung dengan Israel sebagai sebuah bangsa. Israel yang dimaksudkan adalah umat Allah di dalam Perjanjian Lama.
1.2. Cerita – cerita di dalam Kitab Kejadian ini berasal dari berbagai nara sumber utama, yang disebut LAY – SOURCE ( Sumber Umum ) atau juga disebut CERITA RAKYAT ISRAEL tentang ASAL USUL-nya.
1.3. Kitab Kejadian dibagi ke dalam 2 kategori utama, yakni :
a. Kejadian pasal 1 – 11 Catatan PRA – SEJARAH
Yang dimaksudkan dengan PRA SEJARAH tidak sama persis maknanya dengan definisi dari disiplin Ilmu Sejarah ( Historiologi ) secara umum. PRA SEJARAH menurut penulis Kitab Kejadian sangat terkait erat dengan pem – bentukan sebuah bangsa : Bangsa Israel. Dan, hal itu lebih bersifat LEGENDA,
b. Kejadian pasal 2 – 50 Catatan SEJARAH
Dalam tradisi AGAMA ISRAEL ( sebagaimana yang diwariskan MUSA, dan selalu disamakan dengan AGAMA MUSA ), Kejadian pasal 1 – 11 merupa-kan MASA PERSIAPAN yang diciptakan Allah untuk umat pilihan – Nya, Israel. Kejadian pasal 1 – 11 ini dituliskan bertolak dari refleksi tentang PENCIPTAAN BANGSA ISRAEL (dalam tradisi TEOLOGI KITAB KELUARAN ).
Oleh karena itu, tidaklah mengherankan, jika Kejadian pasal 1 – 12 dituliskan bertolak dari latar belakang kehidupan social umat Israel, terma-suk pandangan Israel tentang kehidupan manusia dan alam semesta. Dengan demikian, seluruh penulusan di dalam Kitab Kejadian pasal 1 – 11 ini mengisahkan pandangan Israel tentang adat istiadatnya yang bersifat PATRIARCH ( menurut tradisi kelaki – lakian, garis keturunan laki – laki, pola dan cara hidup laki – laki, pandangan tentang keluarga menurut garis keturunan laki – laki / ayah, superioritas / keunggulan laki laki ). Dengan kata lain, pandangan tentang PENCIPTAAN MANUSIA dimunculkan berdasarkan pemahaman bangsa Israel tentang superioritas manusia atas alam semesta. Dan superioritas itu berada pada kaum laki – laki.
Contohnya :
i) Jenis kelamin Allah dikaitkan dengan Laki – Laki, yang disapa dengan BAPA.
ii) Manusia pertama yang diciptakan adalah Laki – Laki.
1.4. Perikop Bacaan untuk direnungkan pada Hari Rabu : 02 SEPTERMBER 2009 ini berada di dalam kesatuan literer dari Kejadian pasal 1 – 11, yang adalah cerita PRA SEJARAH.
Oleh karena itu, ketika menyimak perikop ini, pertama – tama, kita perlu mema – mahami adapt istiadat Israel sebagai sebuah bangsa berbudaya. Baru sesudah itu, kita menyorotinya dari sudut pandang teologi.
2. SUMBER SUMBER CERITA
Sudah disinggung di atas, bahwa SUMBER UTAMA bagi penulisan KITAB KEJADIAN, termasuk KELUARAN, IMAMAT, BILANGAN dan ULANGAN, yang disebut PENTATEUKH, adalah LAY – SOURCE ( Sumber Umum yang berasal dari Cerita Rakyat ). Dari sumber tersebut lahirlah sumber sumber baru, yakni : SUMBER YAHWIS ( berinisial Y yang muncul pada Abad ke – 8/7 sb. M ), SUMBER ELOHIS ( berinisial E, yang muncul pada Abad ke 7/6 sb. M ), SUMBER DEUTERONOMIS ( berinisial D, yang muncul pada Abad 6/5 ) dan SUMBER PRIEST ( berinisial P, yang muncul pada Abad ke 5 / 4 sb M ).
Catatan Khusus :
Kitab Kejadian pasal 1 – 11 merupakan tulisan yang bersumber dari YAHWIS ( berinisial Y ) dan ELOHIS ( berinisial E ), dan kemudian hari diredaksikan oleh Sumber Priest ( berinisial P diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia : SUMBER IMAM-IMAM ).
Dengan demikian, kita dapat menyimpulkan, bahwa perikop bacaan KEJADIAN 2 : 21 – 24 ini memiliki 2 ( dua ) sumber : YAHWIS ( Y ) dan ELOHIS ( E ) yang diredaksikan oleh redaktor ( penyunting ) PRIEST ( P = IMAM – IMAM ).
3. EKSEGESE HERMENEUTIS
Catatan :
Ketika anda melakukan eksegese – hermeneutis, maka anda harus menge – tahui jelas pandangan Israel tentang penciptaan alam semesta dan manusia. Karena tanpa memiliki pengetahuan seperti itu, maka hasil eksegese hermeneutis yang dilakukan anda adalah palsu dan menyesatkan.
21. Lalu TUHAN (YHWH) Allah (Elohim) membuat manusia (Ibr. Adam ) itu tidur nyenyak; ketika tidur nyenyak, TUHAN ( YHWH ) Allah ( Elohim) mengambil salah satu rusuk dari padanya, lalu menutup tempat itu dengan daging.
1. TUHAN ( YHWH ) …
Penggunaan nama TUHAN ( bd. Kel 3 : 15 ) menunjukkan, bahwa ayat ini pun terdapat di dalam tradisi SUMBER YAHWIS ( Y )
2. Allah…
Sama seperti nama TUHAN, maka ketika penulis menggunakan kata ALLAH ( Elohim ), menunjukkan bahwa ada pengaruh SUMBER ELOHIM ( E ) di dalam ayat ini.
3. TUHAN Allah….
Penggunaan istilah ( terminology ) TUHAN Allah menunjuk pada pengertian Israel tentang nama Allah : Allah menurut keyakinan Israel bernama TUHAN ( Kel. 3 : 13 – 15 ).
4. … salah satu rusuk …
Selama ini ada kekeliruan penafsiran tentang istilah ini. Di sini tidak dikatakan, bahwa TUHAN Allah mengambil RUSUK KIRI dari laki – laki untuk menciptakan perempuan. Alkitab menyaksikan, bahwa TUHAN Allah mengambil SALAH SATU RUSUK, entahkah dari bahagian kiri atau bahagian kanan, tidak dijelaskan di sini.
Jadi, jika dikatakan penulis, bahwa TUHAN Allah mengambil salah satu rusuk …, maka yang dimaksudkan adalah : makhluk yang diciptakan Allah itu SEPADAN dengan MANUSIA ( Adam ). Dia juga manusia yang memiliki status dan hakekat kemanusiaan, hak dan kewajiban, kedudukan yang sama, meskipun berbeda kodrat karena alas an jenis kelaminnya.
Dia, yang disebut perempuan ( Ibr. ISYAH ) adalah juga manusia ciptaan Allah, sama seperti laki laki ( ISH ). Kata ISH dan ISYAH menunjuk pada kodrat manusia berdasarkan jenis kela – minnya.
22. Dari rusuk yang diambil TUHAN Allah dari manusia itu, dibangun-Nyalah perempuan, lalu dibawa-Nya kepada manusia itu.
Catatan Khusus :
Ayat 22 ini merupakan pengulangan yang bersifat menegaskan ayat 21. Hal ini membuat jelas penelitian, bahwa ada 2 ( dua ) SUMBER penulisan yang dipakai oleh editor / redaksi, yaitu : Sumber Y dan sumber E.
Penjelasannya sama seperti ayat 21
23. Lalu berkatalah manusia itu : INILAH TULANG DARI TULANGKU DAN DAGING DARI DAGINGKU. Ia akan dinamai PEREMPUAN, sebab IA diambil dari LAKI – LAKI.
1. INILAH TULANG DARI TULANGKU DAN DAGING DARI DAGINGKU
Pernyataan Laki – Laki tersebut memperlihatkan pengakuan, bahwa makhluk yang diciptakan TUHAN itu adalah MANUSIA, sama seperti dirinya sendiri.
2. Hanya saja, ada perbedaan kodrati disebabkan JENIS KELAMIN ( Latin : SEXE )
Jadi MANUSIA pada hakekatnya sama, tetapi perbedaan itu lebih disebabkan KODRAT karena SEXE-nya. Baik laki – laki maupun perempuan adalah MAKHLUK CIPTAAN ALLAH yang sama kedudukan di hadapan – Nya.
24. Sebab itu SEORANG laki – laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging.
1. Istilah SEORANG, bukan saja terkait dengan laki – laki melainkan dengan perempuan juga. SEORANG laki – laki dan SEORANG perempuan menikah. Bukan SEORANG laki laki menikahi lebih dari SEORANG perempuan ( prinsip perkawinan monogami dan bukan pologami ).
2. Perkawinan itu terjadi dalam status kemanusiaan, bukan antara manusia dan hewan ( bd. Im. 20 : 15 – 16 )
3. Pernyataan tersebut menegaskan, bahwa Allah menolak perkawinan antara sesame jenis kelamim ( bd. Im. 18 : 22 ).
4. Alkitab menolak adanya perzinahan ( lelaki yang sudah menikah berkhianat dan menceraikan isterinya; bd. Malk. 2 : 16 ), dan sebaliknya demikian, termasuk percabulan dan perselingkuhan.
5. KEDUANYA MENJADI SATU….
Ungkapan ini menunjuk pada suatu proses, di mana perbuatan seksual menjadi salah satu sarana untuk mempersatukan manusia yang berbeda jenis kelamin di dalam lembaga perkawinan,
Tidak boleh ada persekutuan seksual yang terjadi di luar institusi perkawinan yang dianugerahkan Allah ke dalam kehidupan manusia.
4. POKOK – POKOK TEOLOGI DALAM PERIKOP BACAAN Kejadian 2 : 21 – 24
i). Manusia, baik laki laki maupun perempuan adalah makhluk ciptaan Allah.
ii). Keduanya sama kedudukannya di hadapan Allah.
iii). Namun berbeda karena SEXE-nya.
iv). Perkawinan adalah sarana untuk mempersatukan dua orang berbeda SEXEnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar