Rabu, 05 Oktober 2011

KELUARGA YANG MELAYANI - Serial PEMAHAMAN ALKITAB -bhgn 2 - PEMBANGUNAN KELUARGA ALLAH


SERIAL MATERI
PEMAHAMAN ALKITAB UNTUK
PEMBANGUNAN KELUARGA YANG MELAKSANAKAN MISI KRISTUS

KELUARGA YANG MELAYANI

 Tidaklah demikian di antara kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi yang terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hamba untuk semuanya. Karena Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang."

MARKUS 10 : 43 – 45

ditulis
Hari Rabu, 05 OKTOBER 2011

oleh
PENDETA  ARIE  A. R. IHALAUW


PENDAHULUAN

KONTEKS PEMBANGUNAN RUMAH MASA DEPAN. Manusia yang hidup wajib memenuhi kebutuhan dan kepentingannya. Sebab itu, ia bekerja. Pekerjaan, sesungguhnya, merupakan aktualisasi diri si pekerja mengenai apa yang dipikiran, apa yang dirasakan dan yang menjadi visi tentang masa depannya kelak. Keluargapun demikian, suami-isteri akan membagi pekerjaan untuk dilakukan demi mewujudnyatakan visi tentang keadaan yang akan dicapai keluarganya. Salah satu aktifitas kerja adalah melayani di dalam maupun di luar keluarga. Kedua kegiatan itu : pelayanan di dalam dan di luar keluarga, membutuhkan perencanaan strategi yang benar, supaya visi dikelola dan misi keluargapun berjalan mulus. Akan tetapi suami-isteri kristen patut mempertimbangan perubahan dan perkembangan lingkungan sosial, supaya sewaktu-waktu jika kondisi tidak menginjinkan, maka strategi perencanaannya dapat disesuaikan (direvisi).

TRI DHARMA GEREJA

Alkitab memberikan kesaksian tentang tugas pembangunan KELUARGA ALLAH. Tugas itu disebut Gereja TRI DHARMA, yakni PERSEKUTUAN (Koinonia), PELAYANAN (Diakonia) dan KESAKSIAN (Marturia). Ketiga aspek tugas tersebut diembani oleh Gereja. Ia wajib membina warganya untuk mengerti akan tugas orang percaya yang wajib dikerjakan di dalam kehidupan keluarga.

Setelah mendiskusikan topik PERSEKUTUAN (Koinonia), maka sekarang kita memasuki pembahasan tentang PELAYANAN (Diakonia) dalam keluarga-keluarga Kristen yang adalah tiang penopang KELUARGA ALLAH.

PERIKOP BACAAN

KEJADIAN 39 : 1 – 6

39:6    Adapun Yusuf telah dibawa ke Mesir; dan Potifar, seorang Mesir, pegawai istana Firaun, kepala pengawal raja, membeli dia dari tangan orang Ismael yang telah membawa dia ke situ.
39:2    Tetapi TUHAN menyertai Yusuf, sehingga ia menjadi seorang yang selalu berhasil dalam pekerjaannya; maka tinggallah ia di rumah tuannya, orang Mesir itu.
39:3    Setelah dilihat oleh tuannya, bahwa Yusuf disertai TUHAN dan bahwa TUHAN membuat berhasil segala sesuatu yang dikerjakannya,
39:4    maka Yusuf mendapat kasih tuannya, dan ia boleh melayani dia; kepada Yusuf diberikannya kuasa atas rumahnya dan segala miliknya diserahkannya pada kekuasaan Yusuf.
39:5    Sejak ia memberikan kuasa dalam rumahnya dan atas segala miliknya kepada Yusuf, TUHAN memberkati rumah orang Mesir itu karena Yusuf, sehingga berkat TUHAN ada atas segala miliknya, baik yang di rumah maupun yang di ladang.
39:6    Segala miliknya diserahkannya pada kekuasaan Yusuf, dan dengan bantuan Yusuf ia tidak usah lagi mengatur apa-apapun selain dari makanannya sendiri. Adapun Yusuf itu manis sikapnya dan elok parasnya.

GAGASAN TEOLOGI TENTANG
PEMBANGUNAN JARINGAN PELAYANAN KELUARGA

PELAYAN, PELAYANAN DAN PENATALAYANAN. Narasi dalam tradisi Yusuf, anak Yakub dan Rachel, akan dijadikan landasan pembahasan. Kita sering mengabaikan urusan penatalayanan keluarga. Kita selalu membicarakan persoalan tentang pekerjaan pelayanan. Padahal kedua hal ini : PELAYANAN DAN PENATALAYANAN tidak dapat dipisahkan dan dipilah-pilahkan. PENATALAYANAN tidak mungkin berjalan baik dan mencapai target yang diprogramkan, jika PENATALAYANAN-nya amburadul / kacau balau. Kita mesti mengetahui dan mengerti, bahwa PELAYAN, PELAYANAN dan PENATALAYANAN merupakan sebuah fungsi dari sistem organisasi keluarga kristen. PELAYANAN adalah pekerjaan yang diprogramkan, sedangkan PENATALAYANAN adalah strategi-taktis perencanaan untuk mengatur kelancaran dan target pekerjaan yang akan dicapai sepanjang proses membangun masa depan keluarga.  

1.  TUJUAN PELAYANAN. Penulis Kejadian menguraikannya seperti ini :TUHAN memberkati rumah orang Mesir itu karena Yusuf, sehingga berkat TUHAN ada atas segala miliknya, baik yang di rumah maupun yang di ladang (ay. 5; bd. fungsi Abraham selaku penyalur berkat Allah bagi semua kaum di muka bumi -> Kej. 12:3). Allah ingin membahagiakan setiap rumahtangga baik kristen maupun non-kristen. Ia berkenan memakai orang beriman yang setia untuk menghadirkan berkat-Nya ke dalam tiap rumahtangga. Dikatakan karena Yusuf”, TUHAN memberkati rumahtangga Potifar dan isterinya. Penjelasan penulis Kejadian membuat kita mengerti, bahwa setiap orang beriman yang setia kepada TUHAN akan dipakai menjadi penyalur berkat  kepada semua orang.

     APLIKASI. Gereja patut membina warganya, agar mengetahui dan mengerti, bahwa Allah memanggil dan menguduskan mereka untuk membawa berkat perjanjian yang diucapkan-Nya kepada Abraham (Kej. 12:3) sampai kepada semua orang dalam tiap rumahtangga. Rasul Petrus (1 Pet. 3:9) menuliskan : “…hendaklah kamu memberkati, karena untuk itulah kamu dipanggil, yaitu untuk memperoleh berkat. Jadi tujuan dari pekerjaan pelayanan yang dilakukan Gereja dan orang kristen adalah : membawa berkat Allah ke atas kehidupan manusia dan sesama ciptaan.

2.  PELAYAN DAN SIKAPNYA. Penulis Kitab Kejadian menceritakan perilaku Yusuf : Yusuf itu manis sikapnya (ay.6b). Kata manis sikapnya menunjuk pada perilaku, kebiasaan yang menjadi karakter Yusuf. Ia adalah seorang yang memiliki prinsip kerja yang kokoh serta etiket yang baik. Ia selalu setia  beribadah, sehingga TUHAN menyertainya dan membuat berhasil segala sesuatu yang dikerjakannya (ay. 2-3).  Keberhasilan itu bukan disebabkan Yusuf tekun dan rajin bekerja, melainkan TUHAN-lah yang membuat Yusuf berhasil. Dengan kata lain, Yusuf sangat menghargai pekerjaan yang dikaruniakan Allah, sehingga ia sungguh-sungguh melakukannya seakan-akan ia bekerja untuk TUHAN, maka TUHAN membuat berhasil segala sesuatu yang diusahakannya.

     APLIKASI. 1). Pekerjaan adalah pemberian Allah yang bertujuan menyelamatkan / membebaskan tiap orang percaya dari berbagai sengsara. Oleh karena itu, kita perlu mengerti, bahwa kita sedang bekerja bagi Allah. 2). Kita adalah pelayan-pelayan Allah yang mengerjakan pekerjaan-Nya dalam bidang kerja masing-masing. 3). Pekerjaan merupakan kegiatan yang tidak dapat dilepaskan dari ibadah kepada Allah. Dengan siapapun kita bekerja sama, kita wajib melakukannya seakan-akan mengerjakannya demi kemuliaan Allah. 4). Dan, oleh karena itu, perilaku, kebiasaan dan karakter kita sebagai pekerja harus “manis” seperti Yusuf. 5). Lakukanlah semuanya untuk TUHAN, maka Dia akan membuat berhasil segala sesuatu yang kita kerjakan.

3.  PENATALAYANAN. Karena Potifar melihat sifat Yusuf yang manis dan ia rajin bekerja, sehingga rumahtangga tuannya memperoleh banyak berkat, maka ia dipercayakan menjadi Kepala Rumahtangga Potifar. Yusuf tidak langsung menjadi Kepala Rumahtangga Potifar. Ia mulai mengerjakan pekerjaan kecil yang membuat Potifar menikmati berkat Allah. Barulah sesudah itu Potifar mempercayakan tanggungjawab yang lebih besar kepadanya. Benarlah ucapan Yesus : “Barangsiapa yang setia dalam perkara-perkara yang kecil, Allah akan memberikan kepadanya perkara-perkara yang besar”.

     APLIKASI. Acapkali kita menjadi kecewa karena selama bekerja tidak menghasilkan apa yang diharapkan. Kekecewaan itu mempengaruhi sikap kerja menjadi : malas, uring-uringan, kurang bertanggungjwab dan lain-lain sejenisnya. Sikap kerja seperti ini diperlihatkan sebagai bentuk protes kepada pemberi kerja. Akibatnya kita tidak pernah naik jabatan / pangkat, malahan sebaliknya, dipindahkan ke tempat yang sangat tidak menguntungkan.

Seharusnya kita mengerti, bahwa tidak seorangpun dilahirkan lalu segera menjadi dewasa. Demikianpun seorang pekerja tidak akan menerima pekerjaan besar, jika ia kurang memperlihatkan kemauan dan kemampuan kerja maksimal. Pekerja memerlukan pengalaman dengan jam kerja tinggi. Ia wajib mengetahui penatalayanan / penatalolaan kator di mana ia bekerja. Ia wajib menjenjangi tingkat-tingkat yang diwajibkan, supaya bila ia dipercayakan tanggungjawab penatalayanan/pengelolaan yang lebih besar, ia sudah sanggup menghandelnya.

Veni sancte spiritus..tui amoris ignem (Datanglah ya roh kudus..nyalakan api cinta kasihmu)

PERTANYAN UNTUK DIDISKUSIKAN :

·         Apakah pelayanan itu sama dengan melakukan pekerjaan pada setiap bidang kerja ?
·         Bagaimanakah seharusnya sikap seorang pelayan / pekerja kristen ?
·         Apakah tujuan suami-isteri selaku pelayan dalam mengerkakan pelayanan / pekerjaan ?
·         Perlukah suami-isteri merencanakan penatalayanan / penatalolaan urusan-urusan rumahtangganya secara baik ?
·         Perlukah Gereja / Jemaat merencanakan penatalayanan yang sehat untuk meningkatkan kualitas pelayanan yang membawa damai sejahtera Kristus ke pada semua orang ?

SELAMAT BERDISKUSI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar