KETIKA BANJIR BANDANG MENGERING, DAN NUH MELEPASKAN DUA EKOR BURUNG BERGANTIAN. YANG KEMBALI HANYALAH MERPATI PUTIH, SEDANGKAH BURUNG GAGAK TAK PERNAH KEMBALI. DEMIKIAN PULA HATI MANUSIA. ADA YANG MENERIMA RACHMAT ILAHI, IA KEMBALI MENGUCAP SYUKUR; TETAPI ADA YANG LUPA DARATAN. IA PERGI MEMBAWA BERKAT TANPA MENGUCAPKAN TERIMA KASIH KEPADA SANG PEMBERINYA.
Anak – anakku ! Dengarkalah nasihatku…
a. TUHAN membuat banyak hal yang tidak dapat dipahami akalbudimu. Ia mampu mengubah gelap menjadi terang : siang menjadi malam, nasib malang menjadi mujur (Yes. 45 : 6-7). Allah mampu mengubah jalan hidupmu seturut kehendakNya sendiri.
b. Karena itu, jika hari ini engkau mengalami hari-hari baik, lalu engkau teringat akan tangan TUHAN yang melakukannya, tinggalkan pekerjaanmu sebentar lalu berdoalah mengucapkan terima kasih kepadaNya. Jangan engkau lupa mengucap syukur atas kemurahanNya, supaya Ia tidak mendatangkan kelam kabut menutupi kehidupanmu. Hiduplah jujur, benar dan setia di hadapan TUHAN dan manusia, maka engkau diberkatiNya.
c. Ingatlah anak – anakku ! Di bumi ini tidak ada orang yang benar benar jahat dan yang benar benar baik. Tidak ada kawan yang setia dan musuh yang kekal. Acapkali suamipun bisa menceraikan isterinya, dan isteri bisa melanggar janji perkawinan. Segala sesuatu tergantung pada keadaan yang tercipta karena kecenderungan hati manusia. Jagalah hatimu, supaya tidak berbelok dari jalan TUHAN.
d. Pada saat tertentu kawanmu dapat meninggalkan engkau, lalu datanglah lawanmu menjadi sahabat. Hati-hatilah anak-anakku, yang namanya manusia tidak seorangpun dapat dipercaya, termasuk dirimu sendiri. Karena pada suatu saat dan dalam suatu waktu, segala yang kaupikirkan serta kaurasakan dapat berubah sekejap saja. Serahkan langkahmu kepada Allah dan lakukanlah sabdaNya, maka Dia akan membuat engkau meraih mimpi hari esok.
e. Janganlah kaukecewa terhadap sikap kawanmu, dan berhati-hatilah terhadap lawan yang ingin menjadi kawanmu, sebab di dalan setiap perubahan terkandung tujuan-tujuan manusia. Tetaplah berdiri teguh di atas pendirianmu, sebab orang yang selalu berubah akan mudah terjatuh ke dalam malapetaka. Akan tetapi orang yang memegang teguh prinsipnya, seketika saja ia berjalan dalam kegelapan, kemudian terbitlah matahari kebenaran yang akan menyinari perjalanan ke masa depan. Hanya oleh iman kepada Allah, engkau diselamatkanNya pada hari-hari sulit.
f. Janganlah engkau dikejutkan oleh kemalangan, jangan engkau takut akan kemiskinan. Sebab orang yang membangun prinsipnya di atas kebenaran Allah tidak akan pernah dapat dikalahkan. Terimalah musibah sebagai sebuah kewajaran, karena hidup manusia tidak selalu berhasil dan tidak selalu gagal. Masing-masing orang menjalankan perannya sendiri, jika ia berbuat baik untuk menyenangkan hati manusia, bahagianya datang sesaat lalu pergi; akan tetapi berbahagialah manusia yang selalu menyenangkan hati TUHAN, karena upahnya tetap untuk selama-lamanya, bahkan untuk keturunannya yang akan lahir kemudian. Berbuat baiklah karena Allah menghendakimu melakukan hal demikian (I Pet. 3 : 17).
g. Anak-anakku ! Jika suatu waktu kelak TUHAN merachmati engkau dengan kebajikanNya, janganlah engkau berjalan dengan kepala yang tegak terangkat. Hendaklah engkau ingat akan masa-masa masih tinggal di rumah ayah bundamu. Janganlah engkau berkata : “Oleh kerja kerasku, aku memperoleh segala sesuatu,” tetapi tunjunkkanlah kerendahan hatimu di hadapan Allah, katakanlah : “Ya TUHAN, tanpa pertolonganMu, aku tidak akan berjaya, maka Dia akan selalu mendampingimu ke puncak kemenangan”.
h. Janganlah engkau melupakan orang-orang sengsara, orang-orang sakit, orang-orang sebatangkara, orang-orang terpinggirkan, melainkan jika engkau menemukan orang-orang seperti itu tergelepar di emperan toko, bukalah tangan dan berikanlah sedekahmu. Jangan menahan kebaikan hati dari orang yang berhak mendapatkannya, karena Allah telah memberikan segala keperluanmu dengan tidak pernah memotong hakmu berdasarkan perjanjianNya kepada leluhurmu. Bagikan keadilan kepada orang yang berhak mendapatkannya, sebab kebenaranmu akan tinggal tetap di mata TUHAN.
i. Ingatlah hari-hari yang kaujalani sepanjang pengembaraan bersama ayah-ibumu, tidak sebutir nasipun yang tidak kaumakan, dan tidak setetes airpun yang tidak kauminum. Semunya itu rachmat Allah yang dilayani ayah-bundamu. Janganlah engkau melupakan TUHAN, dan jagalah hatimu supaya tidak menjadi sombong. Tetapi ingatlah akan TUHAN yang telah memimpin keluarga kita sepenjang perjalanan yang ditempuh. TUHAN, Dialah Allah yang disembah leluhurku, akan selalu merachmati kehidupanmu dan juga penghidupan yang kaukerjakan.
Anak-anakku, simpanlah perkataan pujangga Israel : “Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN !” (YEREMIA XVII : 7); karena itu, JADIKANLAH TUHAN SEBAGAI SANDARAN, MAKA ENGKAU AKAN HIDUP.
DOA BAGI KESEJAHTERAAN ANAK-ANAKKU
Bapa sorgawi…,
Akulah hambaMu yang berjalan malang melintang, sambil mengerjakan suruhanMu. Bukan untuk diriku hamba bermohon, sebab sebentar lagi matahari kehidupanku akan surut, lalu hamba akan berbaring bersama leluhurku, ya Bapaku.
Ya TUHAN Pencipta…,
Hamba mendoakan anak-anakku. Jika suatu hari kelak hamba akan mengikuti jejak orang-orang yang mengasihi namaMu, lalu hilang lenyap…, kiranya Dikau berkenan memimpin langkah mereka memasuki masa depan. Saat mentari terbit sampai terbenam, perlihatkan cahaya kuasaMu ke atas kehidupan mereka. Ketika nasib mujur berubah menjadi musibah, dekaplah mereka dalam pelukan cintaMu. Sewaktu bumi bergoncang hebat, lalu ketakutan melanda manusia, kiranya Dikau selalu bersedia mendampingi anak-anakku, ya Bapaku.
Biarlah hambaMu ini beroleh istirahat dengan tenang dalam haribaanMu, karena keyakinan iman bahwa Dikau akan menjadi Bapa bagi anak-anakku. Mulutku sendiri yang mengucapsyukur atas pekerjaanMu, ya Allah. Amin (Arie A. R. Ihalauw – PUTRA SANG FAJAR)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar