ADA ORANG BERPANDANGAN: “KARENA ADAM, LELUHUR MANUSIA, BERBUAT DOSA, MAKA SELURUH UMAT MANUSIA JATUH KE DALAM DOSA” (I Kor. 15). YANG LAIN BERPENDAPAT : “MASING-MASING MANUSIA BERTANGGUNGJAWAB ATAS DOSANYA SENDIRI” (Yeh. 18).
LIHATLAH SUMBER AIR TAWAR YANG MENGALIR DARI DATARAN TINGGI MENUJU LAUTAN, KAMU AKAN MENEMUKAN DUA KENYATAAN : “SEKALIPUN BANYAK SUNGAI BERMUARA KE LAUT, TETAPI TIDAK DAPAT MENGUBAH RASA ASIN MENJADI RASA TAWAR” DAN JUGA “DARI SUMBER KELUAR AIR YANG BENING BERSIH, KEMUDIAN SEMAKIN JAUH MENGALIR KEBENINGAN AIR MENJADI KOTOR, KARENA LINGKUNGAN SUNGAI YANG TERCEMAR.” HAI ANAK-ANAKKU, DAPATKAH ENGKAU MENANGKAP MAKNANYA ?
Hai anak-anakku, bukalah matamu dan pandanglah pekerjaan Allah, maka engkau akan mendapat pengetahuan ! Inilah pelajaran yang diberikan ayahmu :
a. Sejak semula Allah menciptakan manusia itu sempurna dan baik keadaannya. DiciptakanNya manusia menurut gambar dan rupaNya (Kej. 1:26-27). Pada waktu itu, manusia hidup dalam kekudusan, karena ia bersekutu dengan Allah. Ia tidak mengalami penderitaan, sebab Allah memberkati (Kej. 1:28a) dan menyediakan segala sesuatu bagi pendukung kehidupan mereka (Kej. 1:1–25). Manusia dipilih dan dipanggil Allah menjadi representasi kuasa Allah di alam semesta.
b. Allah memberikan kuasa --- wewenang, kepercayaan (Kej. 1:28b) --- dan roh (Kej. 2:7) kepada manusia untuk mengembangkan potensi ciptaanNya sebagai pendukung kehidupan.
c. Akan tetapi manusia salah memanfaatkan kuasa --- wewenang, kepercayaan, mandat --- yang didelegasikan Allah. Hati dan pikirannya tidak pernah merasa terpuaskan, karena ia dikendalikan keinginan --- ambisi, obsesi, cita-cita, rancangan hati --- sendiri. Inilah kekuatan pendorong yang memicu persoalan. Manusia melanggar seluruh perintah yang difirmankan Allah (Kej. 3:1-7), karena dari hati dan pikirannya lahir kecenderungan yang membuahkan kejahatan semata mata (Kej. 6:5).
d. So pasti, manusia tidak membenci, tetapi demi mencapai keinginan --- kebutuhan dan kepentingan pribadi --- ia menduakan Allah. Anak-anakku, lihatlah bagaimana cara seseorang mengatasi masalah kehidupan, jika jawaban doa terlalu lambat datangnya, ia akan menempuh jalannya sendiri. Karena itu, anak-anakku, janganlah engkau menduakan TUHAN, Allah yang memberkati kita, sepanjang perjalananmu di bumi. Memang jawaban doa tak selalu seperti yang kauinginkan, tetapi biarlah engkau menyerahkan hidupmu kepadaNya, supaya Dia mengatur masa depanmu. Jangan menduakan Allah sepanjang umurmu di bumi.
A. DOSA ASAL.
A.1. Selama perjalanan hidupku, aku tidak pernah melihat darah manusia memiliki bermacam warna, dan dagingpun tak berbeda. Kenyataan ini membuktikan, bahwa kita adalah keturunan Adam dan Eva. Keduanya telah berdosa dan dikutuk Allah (Kej. 3). Kutukan itu hukuman Allah, tetapi patut dipahami secara baik dan benar.
A.2. Kutukan Allah (Kej. 3:16-18) perlu dimengerti dari sudut pandang yang baik dan benar. Ia bersifat preventif; artinya, menjadi peringatan kepada keturunan manusia, agar menjaga hubungan baik dengan Allah melalui cara hidup yang telah difirmankanNya di dalam kitab suci. Bersifat kuratif; artinya, bersifat mendidik ---membina dan memulihkan --- untuk memperbaiki (merehabilitasi dan mereformasi) kepribadian yang sesuai dengan kehendak Pencipta. Karena itu, anak-anakku, jika oleh kesalahan engkau dihukum Allah, hendaklah engkau duduk tenang dan berdiam diri di hadapanNya, lalu mohon kemurahan (belas-kasihan)-Nya sampai Dia sendiri yang menerima penyesalanmu dan mengampuni kesalahanmu karena pengakuan yang kaukatakan dalam doa kepadaNya.
A.3. Secara eksistensial --- oleh perbuatan Adam dan Eva --- semua manusia telah jatuh dalam dosa. Pujangga Nasrani menuliskan : “Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah” (Rom. 3:23). Inilah yang dimaksudkan ‘dosa keturunan’ atau ‘dosa asal’ atau ‘dosa kolektif’, karena satu orang -- Adam -- berbuat dosa, maka seluruh manusia mengalami kondisi yang sama. Kata pepatah : “Nila setitik merusakkan susu sebelanga.” Hal ini perlu kaupahami, anak-anakku, supaya engkau berhati-hati menjalankan tugas kehidupan.
B. KESALAHAN DAN TANGGUNGJAWAB PRIBADI
B.1. Engkau bertanya kepadaku : “Apakah kesalahan ayah ditanggung oleh anak-anaknya ?” Aku teringat akan ucapan Pujangga Israel : “Sesungguhnya, kalau ia melahirkan seorang anak dan anak ini melihat segala dosa yang dilakukan ayahnya, tetapi menginsafi hal itu, sehingga tidak melakukan seperti itu…, Orang yang berbuat dosa, itu yang harus mati. Anak tidak akan turut menanggung kesalahan ayahnya dan ayah tidak akan turut menanggung kesalahan anaknya. Orang benar akan menerima berkat kebenarannya, dan kefasikan orang fasik akan tertanggung atasnya.” (Yeh. 18:14, 20).
B.2. Jadi, ‘masing-masing orang menanggung akibat dari kesalahannya sendiri.’ Oleh karena itu, anak-anakku, jika oleh kehendak Allah, engkau diberi kuasa --- mandat, kepercayaan, wewenang --- memegang dan menjalankan jabatan dalam pekerjaan, pgarilah langkahmu oleh ketaatan melakukan firmanNya.
Hai anak-anakku, berbahagialah engkau, jika engkau bersekutu dengan Allah. Hidupmu aman dan masa depanmu akan cerah.
DOA MOHON PERTOLONGAN TUHAN
Ya Allah Mahatahu,
Engkau mengenal manusia ciptaanMu. Engkau memanggil mereka menurut namanya masing-masing. Ingatlah, ya TUHAN, mereka hanyalah makhluk ciptaan yang serba terbatas dan tidak sesempurna Dikau. Kadang mereka melakukan perbuatan berdosa, karena kondisi memaksa maupun karena penderitaan yang berat menekan. Kiranya Engkau berkenan mengampuni mereka, ya Allah.
Ya Allah Mahakasih…,
Jikalau anak-anakku melakukan kesalahan dan dosa yng menyakiti hatiMu, karena mereka lalai mengamalkan firmanMu, ya Tuhan; kiranya Engkau bermurah hati, di kala mereka datang mengakui dosanya. Bebaskanlah mereka dari kutukanMu, baharuilah hati dan pikiran mereka menurut citra Isa Al-Masih, Anak TunggalMu.
Ya TUHAN yang hamba layani !
Kiranya Dikau berkenan meluruskan jalan anak-anakku dan semua orang yang mengasihi namaMu. Tambahkan rachmat kebaikanMu setiap hari, agar mereka tak berkekurangan, lalu terpaksa berbuat kesalahan dan dosa. Peliharalah mereka demi perjanjian kasih-karunia yang telah Engkau ikatkan dengan leluhur kami, ya TUHAN. Amin
MEDAN – SUMATERA UTARA
HARI SABTU, 21 APRIL 2012
SALAM DAN DOAKU
ARIE A. R. IHALAUW
PUTERA SANG FAJAR
Tidak ada komentar:
Posting Komentar