Sabtu, 28 April 2012

31.B. MENJADI PELKU DAMAI-SEJAHTERA : Iman, Etika dan Devosi


         ADAKAH DAMAI-SEJAHTERA DALAM HIDUPMU DAN KELUARGAMU ? BANYAK AGAMA DI BUMI MEMBERITAKAAN DAN MENGAJARKAN DALAM SEJAHTERA. BANYAK USAHA TELAH DIUPAYAKAN APARAT KEAMANAN, DIAJARKAN PEMUKA MASYARAKAT DAN AGAMA, TETAPI MENGAPA SELALU MUNCUL KERESAHAN ? TEROR, PEMBUNUHAN, GANG MOTOR, TAWURAN, PERCECOKAN SUAMI ISTERI DAN LAIN-LAIN. MENGAPA DAMAI MENJAUHI KEHIDUPAN PRIBADI –> KELUARGA –> GEREJA –> MASYARAKAT-BANGSA ? ADAKAH YANG PATUT DISALAHKAN ?

        BERBAGAI STRATEGI TELAH DIJALANKAN, SUPAYA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAPAT DINIKMATI SIAPAPUN. PEMERINTAH MENGUPAYAKAN LAPANGAN KERJA, TETAPI MASIH DIANGGAP BELUM MENCUKUPI KEBUTUHAN PENCARI KERJA. ADAKAH JALAN KELUAR ATAS PERSOALAN KESEJAHTERAAN UMUM ? SEMAKIN MAJU ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI, BERTAMBAH PULA KESULITAN AKAN KEBUTUHAN HIDUP. ADAKAH YANG PATUT DISALAHKAN ?

        Anak-anakku…, marilah duduk di sampingku ! Aku akan mengatakan hikmat TUHAN yang membuka pengertianmu.

A.   PERDAMAIAN

A.1. Anak-anakku, pernahkah kaudengarkan bahasa manusia : “Tidak ada teman yang abadi, dan musuh yang kekal.” Apakah hikmat di balik tuturan itu ? KEBUTUHAN dan KECENDERUNGAN HATI. Pandanglah ke langit, dan mengertilah ! Baru saja bumi disinari mentari, lalu awan hitam menutupinya, turunlah hujan dan datanglah banjir, maka anak-anak manusia tak lagi bernyanyi : HUJAN BERKAT ‘KAN TECURAH, sebab rumah mereka tenggelam. Lihatlah pekerjaan petani di sawah ! Ia menantikan hujan di musin menanam. Wajahnya tersenyum, ketika dilihatnya awan hitam, sebentar saja datanglah angin menepisnya pergi. Pupuslah harapan ! Sebentar saja mentari bersinar, sedikit waktu saja awan hujan menetes, lalu keduanya berlari tak terkejar. Hilanglah harapan, habislah kebutuhan. Yang tertinggal hanyalah kegalauan hati. Ingatlah TUHAN, hai anakku !

        Itulah gambaran tali silaturahmi orang yang bersahabat. Sebentar saja muncul keceriaan, tetapi ketika menghadapi kebutuhan yang sama, maka timbullah persaingan, yang berakhir dalam ketegangan. Jika hatimu tidak dapat menguasai konflik, persahabatanpun berubah menjadi permusuhan.

A.2. Anak-anakku, kendalikan keinginanmu ! Bijaklah mengatur kebutuhanmu, supaya engkau dapat menikmati damai. Sebab suasana damai itu akan tercipta, kalau rela mengutamakan kepentingan sesamamu.

A.3. Telaah setiap peristiwa perang, maka engkau akan mengetahui alasannya : kehormatan diri, kebutuhan dan kepentingan. Jika engkau mengalah, maka suasana damai akan tercipta. Semuanya hanya dapat diadakan, asalkan ada pengorbanan. Pelajarilah cara hidup Isa Al-Masih ! Ia berkorban demi pendamaian manusia dengan Allah. Dapatkah engkau mengerti, lalu melakukannya ? Jika engkau berbuat demikian, itulah tandanya Allah ada di dalam dirimu.

A.4. Anak-anakku, suasana damai dengan sesama dimulai dari sikap berdamai dengan dirimu sendiri. Damai adalah keadaan harmonis, di mana engkau mengatur keseimbangan antara kehidupan bathiniah dan lahiriah, spiritual dan material. Jika keseimbangan dapat kauadakan dalam dirimu, maka damai itu tercipta. Engkau akan menikmati ketenangan dan kesentosaan.

A.5. Sedapat-dapatnya buanglah irihati, marah, kedengkian, hawanafsu daging, keserakahan, perselingkuhan, ambisius, egoistik dan sifat-sifat buruk lainnya, supaya engkau akan memperoleh ketenteraman.

A.6. Bukalah…, bukalah dan sambutlah Isa Al-Masih, Tuhan dan Jurudamai, di dalam hatimu. Simaklah semua ucapanNy, sebab dari situlah mengalir sumber damai abadi yang akan menguatkan hidupmu ketika engkau sedang bermasalah.

A.7. Ulurkan tanganmu dan genggamlah tangan orang yang membencimu, maka ia akan diam bersamamu, meskipun hatinya sedang membara. Mengapa engkau tidak mengalah  demi mencapai perdamaian ? Sama seperti sang bunda berjuang dan berkorban demi kelahiran anaknya, apakah salahnya jika engkau sedikit mengorbankan kehormatanmu, supaya menuai perdamaian ? Ingatlah …, TUHAN ada di dalam hati yang damai !

B.   DAMAI-SEJAHTERA

B.1. Anakku, berapapun uang yang engkau kaubelanjakan untuk memenuhi kebutuanmu, belum tentu hidupmu mengalami kesejahteraan. Sebab hal itu hanya akan memuaskan keinginan hatimu, sesudah itu semuanya akan hilang lenyap bagaikan awan ditepis angin. Saat itulah kepuasanmu berubah menjadi kesusahan.

B.2. Anakku, damai-sejahtera adalah kesempurnaan hidup. Tak seorangpun memilikinya, jika ia tak berjumpa dengan Allah. Damai-Sejahtera adalah Allah (Peace is God), bukan sebaliknya.  Jika engkau mengatakan : Aku mengenal Allah !,” tetapi engkau engkau masih gelisah dan takut, itulah bukti bahwa Allah tidak ada di dalam hatimu.

B.3. Datangilah semua rumah ibadah para penyembah Allah. Lihatlah, tidak ada damai di antara orang-orang yang mencari Dia. Mereka rajin mencari Allah, tetapi tidak menemukan damai-sejahtera, karena mereka tidak mau berdamai dengan sesamanya. Allah yang dikhotbahkan hanyalah rekayasa pikiran manusia belaka. Berbahagialah orang yang membawa damai-sejahtera, sebab Allah berdiam di dalam hatinya.

B.4. Anakku, janganlah engkau serakah akan hal-hal duniawi. Di situ akan terjadi pertengkaran. Karena itu, berusahalah oleh bantuan Roh Allah, agar engkau mengalahkan keinginanmu sendiri, supaya engkau menjadi damai-sejahtera di antara orang orang serakah.  Jika engkau mengamalkan dami-sejahtera, maka sempurnalah hidupmu di hadapan Allah dan sesamamu.

           DOA SELAMAT BAGI ANAK-ANAKKU

           Ya Allah, ya Tuhanku !

          Terpujilah namaMu sepanjang segala zaman. Biarlah Engkau membimbing semua orang untuk mengenalMu selaku DAMAI-SEJAHTERA. Ampunilah mereka, jikalau hanya mencari berkatMu, tanpa berfungsi menghadirkan Damai-Sejahtera. Ampuni juga dosa dan kesalahan anak-anakku, jika mereka berbuat demikian. Ubahlah hidup mereka, ya Tuhan, agar menjadi pelaku damai-sejahtera di tengah manusia yang suka berperang. Buatlah mereka menjadi pembangun kesejahteraan di antara manusia yang sedang kemalangan.

           Ya Tuhan, ya Allahku !
         Hamba menyerahkan seluruh kehidupan mereka, supaya oleh tuntunan RohMu mereka memperlihatkan pengenalan akan Dikau melalui kehadirannya yang membawa damai-sejahtera. Amin

           MEDAN - SUMATERA UTARA
           HARI SABTU – 28 APRIL 2012

           PENULIS

           PUTRA SANG FAJAR
           Arie A. R. Ihalauw

Tidak ada komentar:

Posting Komentar