Kamis, 26 April 2012

PEMBERITAAN FIRMAN dalam KBAKTIAN RUMAHTANGGA - Hari Rabu, 02 Mmei 2012


Dok-B/012/25-IV-12/HOM./ARIE.-
PENGAJARAN – KAMIS, 26 APRIL 2012


PENDERITAAN
ORANG-ORANG YANG MELAYANI ALLAH
SURAT YAKOBUS V : 7 - 11

KAJIAN ETIS ALKITABIAH UNTUK DIJADIKAN KRITERIA
PEMILIHAN PENATUA – DIAKEN MASA KERJA 2012 – 2017.

DITULISKAN DI
MEDAN – SUMATERA UTARA
HARI KAMIS, 26 APRIL 2012

OLEH
PUTRA SANG FAJAR
ARIE A. R. IHALAUW

-----ooo00ooo-----

PENGANTAR

Gereja menggariskan Thema (VISI) Pelayanan – Kesaksian  2010 –> 2030 : YESUS KRISTUS SUMBER DAMAI SEJAHTERA (Yoh. 14:27) sesuai kedaksian Alkitab. Thema ini akan menuntun MISI Gereja (pekerjaan Gereja) di dalam masyarakat. Dalam masa kerja tahun 2010 –> 2015, Gereja menggunakan tema (thn 2010 –> 2030) yang sama. Kemudian dituangkan dalam thema tahunan 2011 –> 2012 : MANUSIA BARU YANG TERUS MENERUS DIBAHARUI (Eps. 4:23; Kol. 3:10). Thema tahun 2011 –> 2012 bertujuan membina dan memperlengkapi warga gereja / jemaat ‘untuk pekerjaan pelayanan’ dan ‘pembangunan tubuh Kristus’ (Eps. 4 : 12). Masa pembinaan Warga Gereja / Jemaat ‘menjadi manusia baru’ dianggap selesai pada 31 Maret 2012.

Sekarang  Gereja memasuki tahun program pelayanan-kesaksian 2012 -> 2013 dituntun tema alkitabiah : PEMIMPIN YANG MEMBANGUN (Kej. 1 : 28 – 29), di mana salah satu aktifitas program yang akan dilaksanakan adalah PEMILIHAN PENATUA – DIAKEN PERIODE 2012 – 2017. Karena itu, Jemaat-Jemaat perlu meningkatkan Pembinaan Warga Gereja (PWG), supaya wawasan warga jemaat terbuka, mengetahui dan mengerti tugas pemberitaan dan pelayanan yang disuruh Yesus Kristus (Mat. 28:19-20; Mrk. 16:5; Kis. 1:8), sehinga mereka dapat mempersiapkan diri menjadi PEKERJA / PELAYAN / PEMIMIN (Penatua – Diaken) dalam Jemaat – Jemaat Lokal.

Upaya untuk membangun keinginan warga jemaat dapat dilakukan melalui berbagai metode, salah-satunya : PEMBERITAAN / PENGAJARAN DALAM KEBAKTIAN RUMAHTANGGA sesuai jadwal bacaan yang telah ditetapkan oleh Gereja, seperti di bawah ini.

PERIKOP BACAAN DAN PENJELASAN
SURAT YAKOBUS V : 7 - 11

5 : 7a    ->  Karena itu, saudara-saudara, bersabarlah sampai kepada kedatangan Tuhan !

                    PENJELASAN

5.7.a.1   :   MASALAH KEDATANGAN YESUS KRISTUS.

                    Rupanya ada perdebatan yang sedang terjadi dalam persekutuan Jemaat Kristen-Israeli yang tersebar di berbagai wilayah di luar Israel (1:1 -> kepada kedua belas suku di perantauan). Masalahnya : KEDATANGAN TUHAN YESUS ! Tuhan Yesus Kristus mengatakan, bahwa Ia akan segera kembali, dan orang-orang yang percaya (pada saat itu) akan melihatNya (simak penjelasan ayat 8b)

5.7.a.2   :   WAKTU KEDATANGAN YESUS KRISTUS.

                    Karena itu, Yakobus meng hibur Jemaat Kristen-Israeli : “Bersabarlah sampai kedatangan Tuhan !” Kata “sampai” dijadikan keterangan waktu yang terentang sejak masa pemuliaan (kenaikan) Yesus ke sorga sampai kedatanganNya kembali. Hal itu menunjuk pada “waktu / masa-masa penantian.” Dengan demikian Yakobus tidak menentukan batasan waktu PAROUSIA (saat kedatangan Kristus Yesus).

5 : 7b   ->  Sesungguhnya petani menantikan hasil yang berharga dari tanahnya dan ia sabar sampai telah turun hujan musim gugur dan hujan musim semi.

PENJELASAN

5 : 7b     :   ILUSTRASI.

             Yakobus memakai ilustrasi PETANI YANG RAJIN BEKERJA sebagai gambaran pembanding untuk menjelaskan bagaimana seharusnya SIKAP / CARA HIDUP Jemaat Kristen-Israeli selama masa penantian. Menurut Yakobus, Jemaat Kristen-Israeli, seharusnya, bersikap seperti petani. Apakah SIKAP / CARA HIDUP petani ? Gambaran ini mirip tulisan Pemazmur (Maz. 126 : 5 – 6 -> “Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan bersorak-sorai. Orang yang berjalan maju dengan menangis sambil menabur benih, pasti pulang dengan sorak-sorai sambil membawa berkas-berkasnya”).

a.  RAJIN DAN TEKUN.

      Keadaan keluarga petani ditentukan penghidupan (proses menghidupkan hidupnya). Ia harus rajin menekuni pekerjaannya di ladang / sawah, sejak masa mengolah lahan sampai waktu menuai tiba.

b.  KEADAAN SELAMA MASA PENANTIAN.

      Masa penantian dapat berubah-ubah sampai “hujan musim gugur dan hujan musim semi.” Kata “musim gugur” dan “musim semi” dipakai sebagai indikator yang menunjuk pada peristiwa PAROUSIA (kedatangan Kristus), yang oleh Yakobus diandaikan : “menantikan hasil yang berharga dari tanahnya.” Hasil yang dimaksudkan adalah hidup kekal yang dijanjikan oleh Yesus Kristus (bd. Yoh. 14 : 1 – 6).

c.   SABAR.

      Selama petani mengerjakan sawah, ia membutuhkan KESABARAN yang kokoh sambil menantikan hasil yang berharga dari tanahnya. Kesabaran itu akan menumbuhkan sikap TEKUN (bhs Jawa : telaten, gigih) dalam melakukan pekerjaan serta memperlihatkan PERJUANGAN UNTUK BERTAHAN HIDUP sampai waktu penuaian tiba.

      Andaian itu dipakai Yakobus untuk menasihati dan menghibur Jemaat Kristen-Israel yang sedang mengalami kesusahan. Sebaiknya mereka berSABAR selama masa pancaroba (musim yang berubah tak menentu), sambil mengerjakan pekerjaannya sampai menantikan datangnya MASA PENUAIAN (PAROUSIA KRISTUS), di mana petani menuai HASIL YANG BERHARGA (menerima hidup kekal sebagai upah dari Yesus Kristus).
5 : 8    ->    Kamu juga harus bersabar dan harus meneguhkan hatimu, karena kedatangan Tuhan sudah dekat !

PENJELASAN

5 : 8a      :   KESABARAN DAN KETEGUHAN HATI.

                    Kata ‘kesabaran’ (Yun. makroQumhsate; bc. makrothumesate) menunjuk pada sikap kesetiaan bertahan selama masa penderitaan; sedangkan ‘keteguhan hati’ (Yun. sthrizate; bc. sterizate) cenderung menunjuk pada kesigapan mental-spiritual yang mampu menghadapi kesulitan.

5 : 8b     :   KESEGERAAN PAROUSIA.

                    Kata ‘sudah dekat’ (Yun. hggken; bc. eggiken) menunjuk pada kepercayaan, bahwa waktu antara pemuliaan (kenaikan) -> kedatangan Yesus Kristus singkat, cepat, pendek saja. Hal itu didasarkan pada ucapan Yesus, bahwa Ia akan segera kembali (bd. Why. 22:20). Pengharapan Mesianis ini terkait keadaan umat yang sedang sengsara. Mesiah yang diharapkan akan memulihkan keadaan  umatNya dengan menghukum musuh-musuh.

                    Pemahaman : Yakobus menasihati dan menghibur Jemaat Kristen-Israeli, bukan tentang KESEGERAAN WAKTU KEDATANGAN (parousia) Yesus, melainkan terkait kesabaran dan keteguhan hati mereka untuk mengerjakan pekerjaan Tuhan sepanjang waktu penantian sampai PAROUSIA (kedatangan Yesus kembali). Jika mengisi waktu sehari-hari dengan tekun dan sabar melaksanakan pekerjaan, maka waktu PAROUSIA itu tak akan terasa lama atau cepat.
5 : 9    ->    Saudara-saudara, janganlah kamu bersungut-sungut dan saling mempersalahkan, supaya kamu jangan dihukum. Sesungguhnya Hakim telah berdiri di ambang pintu.

PENJELASAN

5 : 9a      :   PERILAKU BURUK YANG TAK BOLEH DIPERLIHATKAN.

                    Berangkat dari penjelasan ayat 7 – 8 di atas, Yakobus menghimbau Jemaat Kristen-Israeli, agar mereka ‘jangan bersungut-sunggut’ (bd. I Kor. 10:10 – > “janganlah bersungut-sungut, seperti yang dilakukan oleh beberapa orang dari mereka..,”) dan saling mempersalahkan antara mereka. Sikap tersebut tidak benar serta kurang menguntungkan untuk membangun dan membina persekutuan umat Tuhan.

5 : 9b     :   TUHAN ADALAH HAKIM (bd. Yak. 4:12).
                   
                    Pemahaman ini sudah berakar dalam tradisi agama Israel. Yakobus mengingatkan, bahwa Allah tidak memberikan tugasNya kepada siapapun untuk menghakimi sesama seimannya. Peringatan ini menggema dalam kalimat : ‘Jangan mempersalahkan’ (bd. Rom. 2:1-3).
5 : 10  ->    Saudara-saudara, turutilah teladan penderitaan dan kesabaran para nabi yang telah berbicara demi nama Tuhan.

                              PENJELASAN

5 : 10a   :   MENELADANI CARA HIDUP PARA NABI.

                    Catatan sejarah Agama Israel dalam Perjanjian Lama mengemukakan, bahwa para utusan (nabi, hamba) TUHAN selalu mengalami kesulitan dan ancaman atas hidupnya, ketika mereka memberitakan firman Allah. Malahan Tuhan Yesus sendiri mengatakan : “Seorang nabi dihormati di mana-mana, kecuali di tempat asalnya sendiri dan di rumahnya” (Mat. 13:57; Mrk. 6:4)  dan juga “Yerusalem, Yerusalem, engkau yang membunuh nabi-nabi dan melempari dengan batu orang-orang yang diutus kepadamu !” (Mat. 23:37; Luk. 13:34). Ucapan Yesus menyiratkan penderitaan yang dialami. Yakobus menasihati Jemaat Kristen-Israeli, agar mencontohi / meneladani perilaku demikian.

5 : 10b   :   Sekali lagi : KESABARAN. Sama seperti para nabi yang dihormati Jemaat Kristen-Israeli selalu SABAR menghadapi kesengsaraan, demikianlah seharusnya orang-orang beriman kepada Yesus Kristus.
5 : 11  ->    Sesungguhnya kami menyebut mereka berbahagia, yaitu mereka yang telah bertekun; kamu telah mendengar tentang ketekunan Ayub dan kamu telah tahu apa yang pada akhirnya disediakan Tuhan baginya, karena Tuhan maha penyayang dan penuh belas kasihan.

                  PENJELASAN

KETEKUNAN DAN KEPERCAYAAN AYUB SEBAGAI CONTOH YANG PATUT DITIRU.

a).   SIKAP IMAN AYUB KETIKA MENGHADAPI PENDERITAAN.

        Ia seorang hamba yang setia dan rajin melaksanakan kehendak Allah. Suatu saat Ayub dicobai Iblis. Semua miliknya : harta kekayaan, sawah ladang, anak-anaknya hilang lenyap. Isteripun menceraikannya, karena Ayub menderita sejenis penyakit berbahaya. Dalam keadaan demikian Ayub, hamba Allah, selalu memperlihatkan ketekunan iman kepada Tuhannya. Pada akhir hikayat, penulis Kitab Ayub, menceritakan bahwa Allah memulihkan keadaan hambaNya, Ayub.

b).  TUJUAN YAKOBUS DALAM PERIKOP BACAAN INI.

        Tradisi ini dipakai Yakobus untuk menasihati Jemaat Kristen-Israeli yang sedang mengalami penderitaan, agar mereka mencontohi cara hidup hamba Tuhan, Ayub.

APLIKASI DALAM PEMBERITAAN FIRMAN
       
Keadaan yang dialami Jemaat Kristen-Israeli tidak jauh berbeda dengan pengalaman Jemaat Kristen di Indonesia. Banyak peristiwa pahit yang dialami sejak dahulu sampai sekarang. Penindasan, perlakuan diskriminatif, pembongkaran dan pembakaran Gedung Gereja terus menerus dialami. Hal itu membuka wawasan tentang makna nasihat dan penghiburan Yakub :

Pertama, KERJAKANLAH PEKERJAAN TUHAN SAMPAI IA DATANG. So pasti, sepanjang sejarah dunia Gereja dan orang kristen akan menghadapi tantangan, kendala, hambatan dan ancaman, malahan Tuhan Yesus Kristuspun demikian. Keadaan tersebut, sebaiknya, tak usah menciutkan keberanian dan membuat putus asa. Justerus, sebaliknya, menyemangati Gereja dan orang kristen untuk melanjutkan pesan yang disuruh Tuhan Yesus Kristus, sama seperti yang dilakukan oleh para nabi, khususnya : hamba Tuhan, Ayub.

Kedua, SIKAP IMAN UMAT KESABARAN DAN KETEKUNAN DALAM PENDERITAAN. Walaupun penderitaan menyerang tiap orang beriman secara bertubi-tubi; akan tetapi Gereja dan orang Kristen, sebaiknya, bersabar dan tekun – setia menghadapi keadaan pahit ini sambil bekerja. TUHAN akan memberikan HASIL YANG BERHARGA (menerima hidup kekal sebagai upah dari Yesus Kristus), sama seperti petani yang menantikan tibanya musim penuaian.

Ketiga, SIKAP ETIS UMAT DALAM MEMBANGUN PERSEKUTUAN. Sama seperti Yakobus menasihati Jemaat Kristen-Israel : ‘Janganlah bersungut-sungut dan janganlah saling mempersalahkan,’ dalam membina hubungan antar warga; demikian juga sikap etis itu masih relevan diberlakukan dalam persekutuan Jemaat dan orang kristen di Indonesia saat ini.

a).   Sikap saling mempersalahkan akan merenggangkan hubungan dan memperkeruh suasana ibadah jemaat. Karena itu, selayaknya tiap orang kristen (warga jemaat) saling menjaga perasaan sesama seiman, agar Iblis (‘orang lain’ red) tidak memperoleh kesempatan untuk mengacaukan persekutuan.

b).  Sikap bersungut-sungut memperlihatkan keputusasaan menghadapi penderitaa. Jika kondisi kejiwaan seperti ini berlarut-larut, maka akan mempengaruhi seseorang menjalankan tugas pelayanan-kesaksian; padahal orang kristen (warga jemaat) selayaknya belajar dari sikap para nabi, Ayub, terutama Tuhan Yesus Kristus, ketika mengalami kesengsaraan : fitnah, penghinaan sampai kematian (bd. I Pet. 4 : 1a).

Keempat, BEKERJALAH TANPA MENGENAL WAKTU. Kita tidak usah mengurusi urusan Allah. Dia sendiri akan menentukan waktu PAROUSIA (kedatangan Kristus). Itu bukan urusan kita. Urusan kita adalah mengerjakan pekerjaan Allah, menyelamatkan sesama dan menghadirkan damai sejahtera. Itulah Ibadah kita bagi Allah dan untuk sesama.

SELAMAT MENYUSUN PEMBERITAAN FIRMAN !

SALAM DAN DOA

ARIE IHALAUW
PUTRA SANG FAJAR

Tidak ada komentar:

Posting Komentar